Berita Terkini :
http://picasion.com/

Klasifikasi Kapang

Monday, January 30, 2012 | 0 comments

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur (fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur (mushroom culture). Mikologi berasal dari kata ‘ mykes’ yang berarti Myceane yaitu salah satu kelompok mushroom ( jamur mikro ) dan dari kata logos yang berarti ilmu.Jadi bisa dikatakan mikologi adalah ilmu yang mepelajari tentang jamur dan pemanfaatnya dalam kehidupan sehari – hari oleh manusia (http://id.wikipedia.org/wiki Mikologi).
Karakteristik Taksonomi jamur ; Morfologi hifa ( Ukuran,warna,bentuk permukaan), morfologi spora/Konidia ( Ukuran,warna,bentuk permukaan. Karakteristik Reproduksi ( Spora jantan, Spora betina), karakteristik Fisiologi ( Bentuk pertumbuhan pada medium khusus dan sifat pertumbuhan pada suhu,pH,dan kelembaban tertentu), karakteristik selular ( bentuk dinding sel,komposisi dinding sel,pola pembelahan sel,karakteristik organel sel dan karakteristik sekuen asam amino dari protein dan sekuen nuleotida DNA. Organisme yang tergolong fungi adalah kapang, khamir, dan jamur (mushroom). Kapang merupakan golongan fungi yang multiseluler dan memilki filamen . kapang memliki beberapa pengelompokkan. Antara jenis kapang yang satu dengan yang lain tentunnya memiliki perbedaan ciri dan sifat . adapun jenis-jenis kapang yaitu Mucor, Zygorrhynchus, Rhizpus, Thamnidium, Aspergillus, Penicillum, Trichothecium, Geotrichum, Sporotrichum, Botrytis, Neurospora, Chepalosporium, Trichoderma, Scopulariopsis, Cladosporium, Helminthosporium, Alternaria, Fusarium, Dan Monascus.
Dari uraian di atas, untuk mempermudah pemahaman tentang fungi, terutama tentang kapang maka pembahsan tentang jenis-jenis kapang sangat penting . di sini pada penbahsan makalah ini, dibahas jenis kapang Altenaria, Fusarium, Monascus. Disamping itu juga makalh ini dibuat memenuhi tugas kelompok dalam menempuh mata kuliah Mikrobiologi. 
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri dan klasifikasi kapang Alternaria?
2. Bagaimana manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh Altenaria?
3. Bagaimana ciri-ciri dan klasifikasi kapang Fusarium?
4. Bagaimana manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh Fusarium?
5. Bagaimana ciri-ciri dan klasifikasi kapang monascus?
6. Bagaimana manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh Monascus?

C. Batasan
Yang menjadi batasan pada makalah ini adalah jeni-jenis kapang yaiu Altenaria, Fusarium, dan Monascus.

D. Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi kapang Alternaria
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi kapang Fusarium
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi kapang Monascus

E. Manfaat
Mahasiswa biologi yang mengikuti mata kuliah Mikologi diharapkan mempunyai pemahaman yang sepenuhnya tentang jenis-jenis kapang.









BAB II
PEMBAHASAN

A. Altenaria
1. Ciri-ciri spesifik kapang Altenaria
Ciri-ciri spesifik yans dimiliki oleh kapang ini adalah:
a. Miselium septet, tidak kompak berwarna abu-abu hijau kotor
b. Kondia mutiseuler, berukuran besar, berbentuk oval, berwar\na coklat kehijau-hijauan dan coklat gelap dengan dinding melintang dan memanjang
c. Konidiofora membawa rantai konidia pada ujung yang tumpul sedangkan ujung konidia lainnya yang runcing menghadap ke atas
d. Konidiofora bercabang dan tidk bercabang

2. Klasifikasi
Klasifikas ilmiah
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Sub : Pezizomycotina
Kelas : Dothideomycetes
Order : Pleosporales
Genus : Alternaria
Spesies : Alternaria sp.

Adapun contoh spesies dari altenaria yaitu:
• Alternaria arborescens - penyebab kanker batang tomat
• Alternaria arbusti - menyebabkan lesi daun pada pir Asia
• Alternaria blumeae - menyebabkan lesi pada sembung aurita
• Alternaria brassicae - infests banyak sayuran dan bunga mawar
• Brassicicola Alternaria - tumbuh pada tanaman cole
• Alternaria brunsii - jintan bloosem menyebabkan kanker
• Alternaria carotiincultae - penyebab hawar daun pada wortel
• Alternaria carthami
• Alternaria cinerariae
• Alternaria citri
• Conjuncta Alternaria - tumbuh pada ubi
• Alternaria dauci - tumbuh pada wortel
• Alternaria dianthi
• Alternaria dianthicola
• Alternaria euphorbiicola - infests tanaman cole
• Alternaria gaisen - ringspot penyebab penyakit pir
• Alternaria helianthi
• Alternaria helianthicola
• Alternaria infectoria - infests gandum
• Alternaria japonica - infests tanaman cole
• Alternaria leucanthemi
• Alternaria limicola
• Alternaria linicola
• Molesta Alternaria - dapat menyebabkan lesi kulit pada porpoise
• Alternaria padwickii
• Alternaria Panax - ginseng menyebabkan kanker
• Alternaria petroselini - penyebab hawar daun peterseli
• Alternaria radicina
• Alternaria raphani
• Alternaria saponariae
• Alternaria selini - menyebabkan kerusakan mahkota peterseli
• Alternaria senecionis
• Alternaria solani - menyebabkan kanker awal kentang dan tomat
• Alternaria smyrnii - infests Alexanders dan parsleys
• Alternaria tenuissima
• Alternaria triticina
• Alternaria zinnia
3. Manfaat dan kerugian altenaria
Alternaria adalah genus jamur ascomycete. Alternaria spesies dikenal sebagai patogen tanaman utama. Mereka juga alergen yang umum pada manusia, tumbuh di dalam ruangan dan menyebabkan demam atau reaksi hipersensitivitas yang kadang-kadang menyebabkan asma. Mereka mudah menyebabkan infeksi oportunistik pada orang immunocompromised seperti pasien AIDS.
Ada 299 spesies dalam genus; mereka di mana-mana di lingkungan dan merupakan bagian alami flora jamur hampir di mana-mana. Mereka adalah agen normal busuk dan dekomposisi. Spora berada di udara dan ditemukan pada tanah dan air, serta dalam ruangan dan pada objek. Spora klub-berbentuk tunggal atau membentuk rantai panjang. Mereka bisa tumbuh koloni tebal yang biasanya hitam atau abu-abu.
Setidaknya 20% dari pembusukan pertanian disebabkan oleh spesies Alternaria. Banyak gangguan kesehatan manusia dapat disebabkan oleh jamur, yang tumbuh pada kulit dan selaput lendir, termasuk pada bola mata dan dalam saluran pernapasan. Alergi yang umum, tetapi infeksi yang serius jarang terjadi, kecuali pada orang dengan sistem kekebalan tubuh berkompromi. Namun, jenis jamur genus ini sering produsen produktif dari berbagai senyawa beracun. Efek sebagian besar senyawa ini terhadap hewan dan kesehatan tanaman tidak dikenal. Para alternariosis Syarat dan alternariatoxicosis digunakan untuk gangguan pada manusia dan hewan disebabkan oleh jamur dalam genus ini.
Alternaria - Penyebab awal hawar kentang, Leaf spot penyakit di somnifera Withania dan dapat menduduki tanaman lainnya. Ini juga menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian atas pada penderita AIDS, asma pada orang dengan kepekaan, dan telah terlibat dalam rinosinusitis kronis.

B. Fusarium
1. Ciri-ciri spesifik kapang Fusarium
Fusarium adalah salah satu genus cendawan berfilamen yang banyak ditemukan pada tanaman dan tanah. Golongan Fusarium dicirikan dengan struktur tubuh berupa miselium bercabang, hialin, dan bersekat (septat) dengan diameter 2-4 µm. Cendawan ini juga memiliki struktur fialid yang berupa monofialid ataupun polifialid dan berbentuk soliter ataupun merupakan bagian dari sistem percabangan yang kompleks. Reproduksi aseksual cendawan ini menggunakan mikrokonidia yang terletak pada konidiospora yang tidak bercabang dan makrokonidia yang terletak pada konidiospora bercabang dan tak bercabang. Makrokonidia dibentuk dari fialid, memiliki struktur halus serta bentuk silindris, dan terdiri dari 2 atau lebih sel yang memiliki dinding sel tebal. Sedangkan mikrokonidia yang dihasilkan umumnya terdiri dari 1-3 sel, berbentuk bulat atau silinder, dan tersusun menjadi rantai atau gumpalan.

Fusarium verticillioide
Klasifikasi


Klasifikas ilmiah fusarium
Kingdom: Fungi
Filum : Ascomycota
Sub : Pezizomycotina
Kelas : sordariomycetes
Ordo : Hypocreales
Famili : nectriaceae
Genus : Fusarium
Spesies :
Spesies-spesies dari kapang Fusarium.
• Fusarium angustum
• Fusarium bostrycoides
• Fusarium bulbigenum
• Fusarium verticillioides
• Fusarium ventricosum
• Fusarium tricinctum
• Fusarium tracheiphilum
• Fusarium tabacinum
• Fusarium sporotrichoides
• Fusarium solani
• Fusarium oxysporum
• Fusarium orthoceras
• Fusarium fujikuroi
• dan lainnya


2. Manfaat dan kerugian
Beberapa spesies Fusarium merupakan patogen pada tanaman yang dapat menyebabkan penyakit hawar yang menyerang gandum di berbagai belahan Eropa, Amerika, dan Asia hingga menjadi epidemik dan mengakibatkan kerugian akibat kegagalan panen. Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium ini umumnya disebut sebagai Fusarium head blight (FHB) atau scab dan dipengaruhi oleh kelembaban udara yang berlebihan pada musim tertentu. FBH dapat diatasi dengan penggunaan benih tanaman gandum transgenik yang resisten terhadap FBH. Umumnya ada dua tipe tanaman resisten FBH, yaitu tanaman yang resisten terhadap penetrasi Fusarium dan tanaman yang resisten terhadap penyebaran Fusarium di dalam jaringan tubuhnya. Beberapa spesies Fusarium, terutama F. sambucinum dapat menyebabkan busuk pada umbi kentang. Gejala dari pembusukan ini adalah permukaan kentang menjadi keriput atau cekung ke dalam dan jaringan internalnya berwarna coklat serta membusuk. Penyakit ini dapat dikontrol dengan melakukan pembersihan dan desinfeksi alat-alat pemanenan dan menyimpan hasil panen pada tempat dengan humiditas yang tidak terlalu tinggi.
Fusarium juga dapat menyebabkan pembusukan pada biji jangung yang biasanya dikarenakan F. graminearum. Penyakit lain yang dapat diakibatkan oleh Fusarium adalah kelayuan atau disebut Fusarium wilt disease, contohnya Fusarium oxysporum f. sp. Cucumerinum J. H. Owen yang menyerang tanaman mentimun. Penyakit ini ditandai dengan nekrosis pada jaringan tanaman dan diikuti dengan kelayuan daun akibat invasi patogen pada jaringan vaskular tanaman hingga terjadi kematian dalam beberapa hari atau minggu. Penyebaran penyakit ini dapat dikurangi dengan penggunaan pupuk bioorganik dan senyawa kimia antifungi.
C. MONASCUS
a. Ciri – cirri Umum Monascus
Salah satu spesies kapang ini adalah Monascus purpureus,membentuk koloni yang menyebar dan berwarna merah atau ungu. Spesies ini sering ditemukan pada produk-produk susu dan digunakan dalam produksi angk-khak, yaitu zat pewarna yang dibuat oleh orang-orang Cina .
b. Klasifikasi
Monascus Monascus
Scientific classification Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Kerajaan: Fungi Jamur

Division: Divisi: Ascomycota Ascomycota

Class: Kelas: Eurotiomycetes Eurotiomycetes

Order: Order: Eurotiales Eurotiales


Genus:
Spesies : Monascus Monascus




• Monascus albidulus Monascus albidulus
• Monascus argentinensis Monascus argentinensis
• Monascus aurantiacus Monascus aurantiacus
• Monascus barkeri Monascus barkeri
• Monascus bisporus Monascus bisporus
• Monascus eremophilus Monascus eremophilus
• Monascus floridanus Monascus floridanus
• Monascus fuliginosus Monascus fuliginosus
• Monascus fumeus Monascus fumeus
• Monascus kaoliang Monascus kaoliang
• Monascus lunisporas Monascus lunisporas
• Monascus mucoroides Monascus mucoroides
• Monascus olei Monascus olei
• Monascus pallens Monascus pallens
• Monascus paxii Monascus paxii
• Monascus pilosus Monascus pilosus
• Monascus pubigerus Monascus pubigerus
• Monascus purpureus Monascus purpureus
• Monascus ruber Monascus ruber
• Monascus rubropunctatus Monascus rubropunctatus
• Monascus rutilus Monascus Leuciscus
• Monascus sanguineus Monascus sanguineus
• Monascus serorubescens Monascus serorubescens
• Monascus vitreus Monascus vitreus
c. Manfaat dan kerugian
Kapang Monascus purpureus sudah digunakan sebagai bumbu masakan oriental sejak berabad silam. Kapang ini menjadi sumber berbagai senyawa penting, seperti pigmen biotek, toksin dan penghambat enzim. Kapang Monascus purpureus ini dapat berfungsi sebagai pewarna alami dan penghambat aktivitas biologi. Terdapat 14 senyawa monacolin yang terdapat dalam kapang merah ini, antara lain Monacolin K,J,L,M,X dan bentuk asam hidroksinya. Angkak atau beras merah merupakan produk olahan dari beras yang difermentasikan oleh kapang Monascus purpureus. Manfaat dari angkak adalah sebagai pengawet atau pewarna makanan yang alami serta sebagai bahan alami yang terbukti efektif untuk mereduksi kadar kolesterol dalam darah. Berkat berbagai senyawa itu angkak dapat dipakai untuk obat memperbaiki peredaran darah sampai meredakan sakit lambung, mengobati memar, gangguan pencernaan dan mulas pada bayi.
Senyawa obat yang terdapat di dalam angkak sesungguhnya merupakan produk metabolit sekunder dari kapang Monascus purpureus, yaitu lovastatin. Kadar lovastatin pada angkak sekitar 0,2 persen. Mevinolin dan lovastatin merupakan dua komponen bioaktif di dalam angkak yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Senyawa-senyawa ini mampu menghambat kerja enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl CoA reductase (HMG-CoA reductase), yaitu enzim yang bertanggung jawab dalam proses sintesis kolesterol inhibitor,yang dapat menurunkan simpanan kolesterol intrasel serta menghambat sintesis very low density lipoprotein (VLDL) di hati. Mengingat VLDL adalah prekursor LDL, penghambatan sintesis VLDL secara otomatis akan menurunkan jumlah LDL. Kadar kolesterol tinggi sangat tidak dikehendaki karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Dengan terhambatnya kerja enzim HMG-CoA reductase oleh senyawa yang ada pada angkak, laju sintesis kolesterol di dalam tubuh dihambat, sehingga secara nyata dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh. Keyakinan tersebutlah yang mendorong penggunaan angkak dalam terapi hiperkolesterolemia sekaligus obat bagi penyakit jantung.




BAB III
KESIMPULAN

Organisme yang tergolong fungi adalah kapang, khamir, dan jamur (mushroom). Kapang merupakan golongan fungi yang multiseluler dan memilki filamen . kapang memliki beberapa pengelompokkan. Antara jenis kapang yang satu dengan yang lain tentunnya memiliki perbedaan ciri dan sifat . adapun jenis-jenis kapang yaitu Mucor, Zygorrhynchus, Rhizpus, Thamnidium, Aspergillus, Penicillum, Trichothecium, Geotrichum, Sporotrichum, Botrytis, Neurospora, Chepalosporium, Trichoderma, Scopulariopsis, Cladosporium, Helminthosporium, Alternaria, Fusarium, Dan Monascus. Alternaria adalah genus jamur ascomycete. Alternaria spesies dikenal sebagai patogen tanaman utama. Mereka juga alergen yang umum pada manusia, tumbuh di dalam ruangan dan menyebabkan demam atau reaksi hipersensitivitas yang kadang-kadang menyebabkan asma. Mereka mudah menyebabkan infeksi oportunistik pada orang immunocompromised seperti pasien AIDS.
Golongan Fusarium dicirikan dengan struktur tubuh berupa miselium bercabang, hialin, dan bersekat (septat) dengan diameter 2-4 µm. Cendawan ini juga memiliki struktur fialid yang berupa monofialid ataupun polifialid dan berbentuk soliter ataupun merupakan bagian dari sistem percabangan yang kompleks. Reproduksi aseksual cendawan ini menggunakan mikrokonidia yang terletak pada konidiospora yang tidak bercabang dan makrokonidia yang terletak pada konidiospora bercabang dan tak bercabang. Makrokonidia dibentuk dari fialid, memiliki struktur halus serta bentuk silindris, dan terdiri dari 2 atau lebih sel yang memiliki dinding sel tebal. Sedangkan mikrokonidia yang dihasilkan umumnya terdiri dari 1-3 sel, berbentuk bulat atau silinder, dan tersusun menjadi rantai atau gumpalan. Salah satu spesies kapang Monascus adalah Monascus purpureus,membentuk koloni yang menyebar dan berwarna merah atau ungu. Spesies ini sering ditemukan pada produk-produk susu dan digunakan dalam produksi angk-khak, yaitu zat pewarna yang dibuat oleh orang-orang Cina

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Altenaria spesies. Tersedia di Vtpb-Www
Cvm. Tamu. Edu/fungi. (Diakses, 25 November 2010, 20.00 WITA)

Gandjar, indrawati. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan . Bogor :Yayasan Obeor Indonesia

Wikipedia. 2010. Altenaria. Tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi (Diakses, 25 November 2010, 20.00 WITA)



http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Sejarah%20Perkembangan%20Mikrobiologi&&nomorurut_artikel=216 (Diakses, 30 Oktober 2010, 20.30 WITA)

http://id.shvoong.com/humanities/history/2065753-pengantar-sejarah-mikrobiologi/ (Diakses, 30 Oktober 2010, 20.00 WITA)
Continue Reading

SISTEM ENDOKRIN

| 0 comments

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan beberapa gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem tersebut,sehingga dalam makalah ini kami dari kelompok IV membahas sistem endokrin.
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama lebih dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik.
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darahyang beredar di dalam kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif utama dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kata Yunani yang berarti “merangsang”. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal,sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai ”kelenjar pemimpin tubuh”.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin? ( Rabiatul Adawiyah dr rumusan 1 – 4 )
2. Apakah fungsi sistem endokrin secara umum?
3. Bagaimana fisiologi sistem endokrin?
4. Bagaimana karakteristik dari sistem endokrin tersebut?
5. Apakah yang dimaksud dengan hormon? ( Sirri Hayati dr rumusan 5 – 8)
6. Bagaimana klasifikasi, fungsi, dan sipat hormon?
7. Bagaimana struktur dasar hormon secara kimiawi?
8. Bagaimanakah mekanisme aksi hormon berlangsung?
9. Bagaimanakah sistem endokrin pada Invertebrata? ( M. Fachmi )
10. Bagaimanakah sistem endokrin pada Vertebrata? ( Irma Prihartina )

1.3 Batasan Masalah
“ Makalah ini cukup dibatasi dengan rumusan masalah yang telah kami buat .”

1.4 Tujuan
“Dengan adanya makalah tentang sistem endokrin ini diharapkan kita lebih dapat memahami tentang endokrin itu sendiri sekaligus untuk menambah wawasan yang akan menunjang pengetahuan kita dalam mempelajari fisiologi hewan. ”




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.

2.2 Fungsi Sistem Endokrin secara Umum
Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjer buntu,yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjer endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan,reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi, serta koordinasi tubuh.
Tabel aktivutas tubuh yang dikendalikan oleh hormon dan jenis hormon yang mengendalikannya.


Pencernaan dan fungsi metabolik yang terkait.
• Sekretin, gasterin, insulin, glukagon, noradrenalin, tiroksin, dan hormon dari kortes adrenal.
Osmoregulasi, pengeluaran, dan metabolisme air serta garam.
• Prolaktin, vasopresin, aldosteron.
Metabolisme kalsium:
• Hormon pada teroid, kalsitonin.
Pertumbuhan dan perubahan morfologis;
• Hormon pertumbuhan, androgen dari korteks adrenal
• Tiroksin (untuk metamorfosis amfibi)
• MSH (perubahan warna amfibi)
Organ dan proses reproduksi
• FSH,LH, estrogen, progesteron, prolaktin, dan testosteron

Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dgn sistem saraf, namun cara kerjanya dalam menganadlikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaan cara kerja antara kedua sistem tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalaui teransmisi kimia.
2. Sistem endokrin memperlihatkan waktu respon lebih lambat dari pada sisitem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 mili detik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam wakru yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan dalam waktu yang sangat lama. Dibawah kenali hormon endokrin ( menggunkan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Agar dapat memeperlihatkan efek hayatinya. Hormon dari kelenjar endokrin harus dapat sampai organ sasaran. Organ sasaran yaitu organ yang memiliki reseptor khusus untuk hormon yang sesuai dan merupakan tempat yang tepat bagi suatu hormon untuk memperlihatkan efek hayatinya. Organ sasarn hormon sering kali terletak dilokasi yang jauh dari hormon tersebut dihasilkan. Gagasan yang merupakan konsep tentang mekanisme kerja hormon yang klasik ini dilukiskan pada gambar 5.1


Gagasan klasik tentang organ dan fungsi endokrin kini telah berubah. Saat ini telah di ketahui bahwa untuk memperlihatkan pengaruh hormon tidak harus melewati sistem sirkulasi. Contoh yan baik untuk hormon ini adalah histamin yang bekerja untuk mengontrol sekresi asam pada lambung verteberata misalny pada sapi.apabila ransangan mempengaruhi sel master (mast cells) dan sel parietal pada lambung, sel-sel tersebut akan mengeluarkan histamin, yang selanjutnya akan merangsang pengeluaran asam lambung. Dalam contoh tersebut tampak bahwa hormon berpengaruh terhadap sel sasaran yang terletak disekitar sel penghasil histamin. Jadi, hormon tersebut bekerja secara lokal. Aksi hormon lokal semacam ini disebut kontrol atau kendali prakrin.gambar 5.2


Kadang-kadang, senyawa kimia yang dikeluarkan oleh suatu sel akan memengaruhi sel itu sendiri. Peristiwa semacam ini dikenal denagn istilah kontrol/ kendali autokrin. Contoh senyawa kimia semacam ini ialah prostaglandin dan faktor perrtumbuhan yang mirip insulin. Adanya sistem kendali neuroendokrin, parakrin, dan autokrin sudah tentu akan mengaburkan definisi dan konsep khas yang klasik mengenai cara kerja endokrin dan hormon.
Sel-sel poenyusun endokrin dapat dibedakan menjadi dua yaitu sel neurosekretori dan sel endokrin sejati.sel nuurosekretori adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperlihatkan fungsi edokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebgai sel sekretori. Oleh karna itu, sel saraf yang terdapat pada hipotalamus disebuut sel neurosekretori.
Sel endokrin sejati disebut juga sel endokrin klasik, yaitu sel endokrin yang benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkan secara langsung kedalam darah ( cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik invertebrata maupun vertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu insekta, krustasea, cephalopoda, dan moluska. Kelenjar endokrin dpat berupa sel tunggal atau berupa organ multi sel.
Neurosekresi tampaknya merupakan mekanisme pengaturan tubuh secara kimia yang paling primitif, namun pada hewan tingkat tinggi pun mekanisme tersebut ternyata tetap fungsional. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya mekanisme neusekresi pada semua hewan, mulai dari hewan tingkat rendah (ccontohnya hidra) hingga hewan tingkat tinggi, termasuk manusia.
Hormon neuroseketori seperti yang terdpat pada hipotalamus akan melepaskan hormon (neurohormon) yang dihasilkannya ke sirkulasi darah, dan selanjutnya dibawa ke sel sasaran. Kadang-kadang, hormon yang dihasilkan oleh selneurosekretori tidak langsung dilepaskan kedalam darah, tetapi disimpan terlebih dahulu dalam sel atau organ neurohemal intuk sementara waktu. Hormon tersebut akan dilepaskan kedalam darah pada saat tubuh memerlukannya. Organ neurohemal ialah organ yan gberfunsi sebagai tempat penyimpanan semnetara dan pelepasan hormon (neurohormon) yang di hasilkan oleh sel neurosekretori.

2.3 Fisiologi Sistem Endokrin
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.

2.4 Karakteristik Sistem Endokrin
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular.Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
2.5 Pengertian Hormon
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
2.6 Klasifikasi, Fungsi dan Sipat Hormon
Berdasarkan hakikat kimianya hormon dapat di klasifikasikan menjadi tiga yaitu, hormon peptida dan protein, steroid,dan turunan tirosin.
Tabel klasifikasi hormon pada vertebrata berdasarkan struktur dan hakikat kimianya
Steroid Peptida dan protein besar Tururnan tirosin
Peptida Protein besar
Testosteron
Estrogen
Progesteron
Kortikosteroid
Vitamin D-3 Hormon hefotalamus
Angiotensi
Somatostatin
Gastrin
Sekretin
Glukagona
Kalsitonin
Insulin
paratohormon Hormon pertumbuhan
Prolaktin
LH
FSH
TSH Katekolamin, meliputi: noradrenalin
Adrenallin
Hormon teroid, meliputi: tiroksin (T4)
Triiodotironin (T3)

Selain berbagai hormon yang telah disebutkan diatas, terdapat sejumlah zat kimia yang menyerupai hormon. Zat kimia lain yang kerjanya menyerupai hormon antara lain bradikinin, eritropuitin, histamin, kinin, rinin, postaglandin, dan hormon thymic. Hormon thymic adalah hormon dari keleenjar timus (thymus) yang berperan memengaruhi perkembangan sel limposit B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasil anti bodi. Diduga, hormon thymic juga mempengaruhi sekresi hormon reproduktif dari hepotisis.
Bradikinin merupakan suatu polipeptida yang dihasilkan olah kelanjar yang sedang aktif contohnya kelenjar keringat dan kelenjar ludah pada saat aktif. Bradikinin bekerja sebagai vasodilator kuat yangn dapat meningkatkan aliran darah lokal secara signifikan sehingga merangsang pengeluaran keringat dan air ludah dalm jumlah lebih banyak. Vasodilator yaitu senyawa yanng menyebabkan pembuluh darah membesar/melebar.
Eritropuitin merupakan glikoprotein yang proses sistesisnya melibatkan hati dan ginjal. Pembentukan eritropuitin dirangasang oleh rendahnya kadar oksigen dalam darah atau jaringan, conntohnya pada saat tubuh kita sedang giat beraktivitas (misalnya sedang berolahraga). Selanjutnya, eritropuitin akan merangsang pusat pembentukan sel darah di sum-sum tulang sehingga tubuh akan menghasilakan sel darah merah dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan jumlah oksigen yang diangkut oleh darah.
Berbagai senyawa kimia seperti prostaglandin, eritripuitin, histamin, kinin, dan renin dapat disistesis secara luas oleh berbagai jaringan atau organ yang sebenernya tidak berfungsi sebagai organ endokrin. Misalnya, ginjal mampu menyentesis renin dan eritropuitin. Senyawa kimia yang mirip hormon semacam itu secara bersama-sama disebut sebagai hormon jaringan.
Selain hormon jaringan, terdapat juga feromon. Feromon adalah suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan olah hewan kelingkungannya dan dapat menimbulkan respons perkembangan, atau respon reproduktif. Senyawa kimia tersebut sangat bermanfaat bagi hewan dalam berbagai hal, antara lain untuk memberikan daya tarik seksual, menanadai daerah kekuasaan, mengenali individu lain dalam spesies yang sama, dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus seksual.
Semua hormon umumnya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Bebrapa sifat yang umum diperhatikan oleh hormon ialah sebagai berikut.
1. Hormon polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk prekursor yang belum aktif ( disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin.prohormon memiliki rantai yang lebih panjang dari pada aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagai hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon ( misalnya adrenalin ) dapat segara bereaksi dangan sel sasaran, sedangkan hormon yang lain ( contohnya estrogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat. Adrenalin bereaksi dengan sel sasaran hanya dalam waktu beberapa detik, sedangkan estrogen dan tiroksin memerlukan waktu beberapa jam sampai beberapa hari.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berikatan dengan resptornya.
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua.
2.7 Struktur Dasar Hormon Secara Kimiawi
1. Derivat asam amino : dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medulla suprarenal dan neurohipofise, contoh epinefrin dan norepinefrin. Amina: hormon sederhana ini merupakan variasi susunan asam amino tirosin. Kelompok ini meliputi tiroksin dari kelenjar tiroid, epinefrin dan norepinefrin dari medula adrenal
2. Petide /derivat peptide : dibuat oleh kelenjar buntuyang berasal dari jaringan alat pencernaan. Protein: hormon ini merupakan rantai asam amino.Insulin dari pankreas, hormon pertumbuhan dari kelenjar hipofisis anterior, kalsitonin dari kelenjar tiroid semuanya merupakan protein.Rantai pendek asam amino disebut peptida. Hormon antidiuretik dan oksitosin yang disintesis oleh hipotalamus, merupakan hormon peptida.
3. Steroid : dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal darimesotelium, contoh hormon testes, ovarium dan kortekssuprarenal. Steroid: kolesterol merupakan prekursor hormon steroid, yang meliputi kortisol dan aldosteron dari korteks adrenal, estrogen dan progesteron dari ovarium, dan testosteron dari testis.
2.8 Mekanisme Aksi Hormon
Pada bagian terdahulu telah di bicarakan bahwa untuk dapar memperlihatkan epek biologis, suatu hormon harus berintraksi dengan sel sasaran melalui reseptor khusus bagi hormon tersebut. Reseptor khusus ini di sebut reseptor hormon. Interaksi hormon dengan sel sasaran biasanya terjadi melalaui pembentukkan kompleks hormon-reseptor. Reseptor hormon pada sel sasaran umumnya beberapa molekul protein besar dengan bentuk tiga dimensi yang unik. Reseptor tersebut hanya akan berkaitan dengan hormon tertentu atau analognya, yaitu senyawa lain yang mempunyai gugus fungsional sangat mirip dengan gugus fungsional hormon yang di maksud.
Khususan kerja hormon dapat diketahui dari kenyataan bahwa suatu jenis hormon hanya dapat mempengaruhi sel tertentu. Kemampuan suatu hormon mempengaruhi sel sasaran ditentukan oleh keberadaan reseptor khusus untuk hormon tersebut pada sel. Apabila tidak memiliki reseptor khusus untuk suatu jenis hormone, suatu sel tidak akan tanggap terhadap hormon yang dimaksud, sekalipun hormon tersebut ada di dekatnya. Pernyataan tersebut dapat digunakan untuk memberikan penjelasan atas pernyataan “Mengapa hormon yang ada dalam sirkulasi darah hanya mempengaruhi sel-sel tertentu saja walaupun hormon tersenbut beredar di seluruh cairan tubuh”
Reseptor Hormon pada Membran
Reseptor untuk hormone pada suatu sel dapat terletak pada membran atau sitoplasma. Reseptor hormon yang terdapat pada mambran biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Contoh jenis hormon ini dapat dilihat pada tabel klsifikasi.
Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya dan membentuk kompleks hormon-reseptor. Pembentukan ikatan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor selanjutnya akan memicu serangkain reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati (lihat gambar 5.3)





Pada gambar 5.3 diperlihatkan bahwa dalam rangkaian reaksi tersebut, mula-mula terjadi aktivitas protein-G yang terdapat dalam mambran. Protein-G merupakan suatu senyawa trimer yaitu molekul khusus yang terdiri atas tiga subunit. Salah satu dari tiga subunit protein tersebut pada saat istirahat berikatan dengan guanosin difosfat (GDP) aktivitas protein-G oleh kompleks hormon-reseptor menyebabkan fosforilasi GDP menjadi guanine trifosfat (GTP). Hal ini akan mengubah konformasi protein-G dan menguraikan menjadi subunit penyusunnya. Subunit protein yang mengikat GTP akan mengaktivitas enzim adenil siklase yang terdapat pada mambran. Selanjutnya, GTP segera di ubah kembali menjadi GDP oleh pengaktifan GTP-ase protein-G. akibatnya protein-G kembali ke bentuk semula. Hal ini akan mengaktifkan beberapa molekul adenil siklase sehingga melepaskan gugus fosfat dari ATP dan terbentuklah AMP siklik (c-AMP, lihat pada gambar 5.3) .Fungsi c-AMP dalam peristiwa yang di tunjukkan pada gambar 5.3 tersebut adalah menganktifkan protein kinase. Setelah melaksanakan fungsinya, c-AMP akan diubah menjadi AMP oleh enzim fosfodiesterase, sedangkan protein kinase aktif akan memfosforilasi protein pengatur inaktif sehingga berubah menjadi protein pengatur aktif. Proses ini merupakan fosforilasi tahap paling akhir yang akan menimbulkan tanggapan sel terhadap hormon.
Tanggapan hayati seperti apa yang akan terjadi pada sel tersebut? Pada uraian diatas. Telah di jelaskan bahwa fosforilasi akan dapat mengubah konformasi protein pengatur inaktif menjadi aktif dan mengubah konpormasi protein. Seandainya protein yang berubah itu adalah pintu untuk ion, keadaan akan berubah, misalnya dari keadaan tertutup menjadi terbuka. Seandainya pintu ion yang yang terbuka itu adalah pintu ion Ca2+ sejumlah ion Ca2+ akan dapat melewati mambran. Ion Ca2+ yang melewati mambran tersebut akan bergerak dari luar kedalam sel. Jadi, tanggapan hayati yang timbul dalam contoh ini adalah peningkatan konsentrasi kalsium di dalam sel. Apabila hal tersebut terjadi pada mambran presinaps maka peristiwa yang akan terjadi selanjutnya ialah pengeluaran sejumlah neurotransmitter ke celah sinaps.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara kerja seperti di atas.
a. perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses metabolisme tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
b. Pengaktifan mekanisme transpor aktif : proses transpor aktif sangat penting bagi sel untuk memasukkan atau mengeluarkan suatu zat.
c. Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan mikrotubulus dapat memengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung padanya antara lain penggerakan ameba dan mitosis sel.
d. Pengubahan aktivitas metabolisme DNA : pengubahan aktivitas metabolisme DNA dapat memengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan sel.
Reseptor Hormon pada Sitoplasma ( Reseptor Sitosolik )
Reseptor sitosolik merupakan reseptor hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang menggunakan reseptor sitosolik ialah hormone steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon tersebut sangat mudah larut dalam lipid sahingga mudah melewati mambran sel sasaran. Diperkirakan, hormon tersebut sampai pada sel sasaran dalam keadaan berikatan dengan beberapa jenis molekul pengemban.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berikatan dengan pengembannya. Pada suatu saat, hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor yang aktif. Kompleks tersebut mempunyai daya gabung (afinitas) yang sangat tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti akan segera berkombinasi dengan DNA. Hal ini lah yang mengawali transkripsi DNA. Tempat pembentukan ikatan kompleks hormon-reseptor pada DNA tidak diketahui dengan pasti, tetapi diduga terjadi pada bagian DNA yang disebut daerah promoter akan merangsang gen tertentu untuk aktif (on) atau pasif (off).
2.9 Sistem Endokrin pada Invertebrata
Sejumlah invertebrate tidak mempunyai organ khhusus untuk sekresi hormon sehingga sekresinya dilaksakan oleh sel neurosekretori. Jadi,sel neurosekretori tampaknya merupakan sumber hormon utama pada invertebrata. Sel neurosekretori dapat ditemukan pada semua Metazoa hewan bersel banyak antara lain Koelenterata, Platihelmintes, Annelida, Nematoda dan Moluska.
1. Koelenterata
Contoh hewan dari golongan ini adalah hydra (hydra).hidra mempunyai sejumlah sel yang mampu menghasilkan senyawa kimia yang berperan dalam proses reproduksi,pembuahan,dan regenerasi.apabila kepala hydra di potong,sisa tubuhnya akan mengeluarkan molekul peptida yang disebut activator kepala.zat tersebut menyebabkan sisa tubuh hydra dapat membentuk mulut dan tentakel,dan selanjutnya membentuk daerah kepala.
2. Platihelmintes
Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan penting dalam proses regenerasi.diduga,hormon yang di hasilkan tersebut juga terlibat dalam regulasi osmotik dan ionik,serta dalam proses reproduksi.
3. Nematoda
Sejumlah nematoda dapat mengalami ganti kulit(molting)hingga empat empat kali dalam siklus hidupnya.hewan ini mempunyai struktur khusus yang berfungsi untuk sekresi neurohormon,yang berkaitan erat dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebutterdapat pada ganglion di daerah kepala dan beberapa di antaranya terdapat pada korda saraf.
4. Annelida
Sejumlah annelida seperti poliseta (misalnya neris),oligoseta(misalnya lumbricus),dan hirudinae(misalnya lintah) sudah memperlihatkan adanya derajat sefalisasi yang memadai. Otak hewan tersebut memiliki sejumlah besar sel saraf yang berfungsi sebagai sel sekretori.hewan ini juga telah memiliki system sirkulasi yang berkembang sangat baik sehingga kebutuhan untuk menyelenggarakan system kendali endokrin dapat terpenuhi.sistem endokrin annelida berkaitan erat dengan aktivitas pertumbuhan, perkembangan,regenerasi,dan reproduksi.
Contoh yang baik untuk hal tersebut ialah perubahan bentuk cacing poliseta dewasa,yang dikenal dengan istilah epitoki.epitoki ialah perubahan sejumlah ruas tubuh menjadi struktur reproduktif.dalam proses tersebut ,beberapa ruas tubuh annelida yang mengalami perubahan bentuk akan terlepas dari tubuh utamanya, dan berkembang menjadi organisme hidup bebas.epitoki di kendalikan oleh system neuroendokrin.hormon yang dilepaskan bersifat menghambat epitoki sehingga epitoki hanya akan berlansung pada saat kadar hormon tersebut rendah.cara kerja hormone ini tidak di ketahui secara jelas, tetapi diduga sekresinya di atur oleh factor lingkugan.
5. Moluska
Moluska (terutama siput)mempunyai sejumlah besar sel neuroendokrin yang terletak pada ganglia penyusun system saraf pusat. Hewan ini juga memiliki organ endokrin klasik.senyawa yang dilepaskan menyerupai protein dan berperan penting dalam mengendalikan osmoregulasi,pertumbuhan,serta reproduksi.
Reproduksi pada muluska sangat rumit karena hewan ini bersipat hommoprodit (gamet jantan dan betina terdapat dalam satu tubuh). Beberapa sepesies hewan dari kelompok ini bersipat protandri. Pada hewan yang bersipat protandri, gamet jantan terbentuk labih dahulu dari pada gamet betina. Pada hewan ini di temukan adanya hormone yang merangsang pelepasan telur dari gonad dan pengeluaran telur dari tubuh. Pada Cephalopoda, hewan yang tidak bersipat hermaprodit,proses preproduksi di kendalikan
Oleh endokrin.dalam hal ini,organ endokrin kalalsik(terutama kelenjar optik) diduga memilki peran yang sangat penting. Kelenjar optik diduga menyekresi beberapa hormon yang diperlukan untuk perkembangan sperma dan telur.
6. Krustasea
Seperti halnya invertebrate lain,sistim indoktrin pada krustasea umumnya berupa system neuroendokrin,meskipun mempunyai organ endokrin klasik. Pungsi tubuh yang dikendalikan oleh sistem endokrin antara lain osmoregulasi,laju denyut jantung,komposisi darah,pertumbuhan,dan pergantian kulit . Sistem kendali endokrin yang berkembang paling baik dapat ditemukan pada Malakostra (antara lain ketam,lobster/udang besar,dan udang)
Organ neuroendokrin krustasea (lihat gambar 5.4) ter dapat pada tiga daerah utama yaiu sebagi berikut .
A. .Kompleks kelenjar sinus.organ ini kadang-kadang disebut kompleks golongan kepala dan lobus optik ad tangkai mata .
B. Organ post- komisural.organ ini juga menerima akson dari otak dan berakhir pada awal esofogus.
C. Organ perikardial : organ ini terletak sangat dekat dengan jantung danmenerima akson dari ganglion toraks.
Krustasea memiliki jumlah kecil sel endokrin klasik,yaitu organ Y dan kelenjar mandibula. Organ Y merupakan sepasang kelenjar yang terletak di daerah dada(toraks),tepat nya pada luas maksila (rahang atas) atau ruas antena.Hormon dari kelenjar Y diduga memengaruhi prosesmolting.kelanjar mandibula terletak di dekat organ Y dan di duga memeliki pungsi endokrin juga.Krustasea juga mempunyai kelenjar androgenik yang diyakini berperan dalam perkembangan testis dan produksi seperma.





Salah satu proses pada krustasea yang dikendalikan oleh system endokrin ialah pengubahan warna kulit. Krutasea mampu menerima rangsang berupa warna latar belakang mereka, yang mendorong meereka untuk menyesuaikan warna tubuh nya dengan warna itu.dengan cara demikian,krustasea dapat terhindar dari perhatian musuh nya .
Kemampuan untuk mengubah warna yang di miliki suatu spesies dapat berbeda dari sepesies lain nya.beberapa hewan hany adapat mengubah warna kulit dan terng ke gelap,sementara hewan yang lain dapat menanggapi beraneka warna latar belakang. Perubahan warna kulit krustasea dipengaruhi oleh penyebaran pigmen yang tedapat dalam kromatofor (sel pembawa pigmen).
Kromatopor pada umum nya terdapat pada sel kulit luar tubuh,tetepi dapat juga terletak pada organ yang lebih dalam.fungsi kromatopor dapat diubah oleh sejumlah hormon,misalnya hormon peptide yang di hasilkan oleh kompleks kelenjar sinus.hormon ini menyebabkan pigmen menumpul atau menyebar. Hormon yang di lepaskan oleh prikardial juga di anggapdapat memengaruhi fungsi kromatopor.
7. Insecta
Pada sistem saraf insekta terdapat tiga kelompok sel neuroendokrin yang utama :
a. sel neurosekretori medialis. Kelompok sel ini memiliki akson yang membentang hingga ke korpora kardiaka. Korpora kardiaka ialah sepansang organ yang berpungsi sebagai tempat penyimpanan dan pelepasan neurohormon
b. sel neurosekretori lateralis. Kelompok sel ini juga memiliki akson yang membentang hingga ke korpora kardiaka
c. sel neurosekretori subesofageal. Kelompok sel neurosekretori ini terdapat pada bagian di bawah kerongkongan dan memiliki akson yang membentang ke korpora alata.

2.10 Sistem Endokrin pada Vertebrata

Berbeda dengan invertebrata, sistem endokrin pada vertebrata terutama sekali tersusun atas berbagai organ endokrin klasik. Sistem endokrin vertebrata dapat dibedakan menjadi 3 kelompok kelenjar utama yaitu hipotalamus, hipofisis atau pituitari, dan kelenjar endokrin tepi. Pada vertebrata , sistem syaraf memberikan pengaruh yang sangat jelas terhadap sistem endokrin. Berbagai organ endokrin tepi pada vertebrata bekerja di bawah kendali kelenjar pituitari bagian depan ( anterior ) yang merupakan salah satu organ endokrin pusat. Pituitari anterior bekerja dibawah pengaruh hipotalamus, yang kerjanya dipengaruhi oleh syaraf.
Hifotalamus dan Pituitari
Hifotalamus dan pituitari merupakan organ endokrin pusat yang dimilki hewan vertebrata. Hipotalamus merupakan bagian otak vertebrata yang terletak di bawah talamus dan berperan dalam mempertemukan sistem saraf dan endokrin. Talamus adalah kumpulan sel syaraf yang terletak di bagian tengah otak vertebrata. Hifotalamus berfungsi untuk mengendalikan kelenjar pituitari, sementara pituitari juga berfungsi mengendalikan kelenjar endokrin lainnya. Oleh karena itu hipotalamus disebut sebagai kelenjar induk.Hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan dibawa ke pituitari ada dua jenis hormon dari hipotalamus yaitu hormon yang dilepaskan ke pituitari depan dan hormon yang dilepas ke pituitari belakang. Hormon yang dilepas ke pituitari belakang akan dilepas melalui akson plasma yang membentang dari hipotalamus hingga ke bagian tersebut . Kelenjar pituitari belakang disebut daerah neurondokrinal karena pada daerah ini banyak ditemukan juluran saraf dari sel neurosekretori, yang badan selnya terletak di hipotalamus. Oleh karena itu pituitari belakang disebut juga neurohipofisis. Dari neurohipofisis hormon dari hipotalamus akan langsung dilepas ke sirkulasi melalui ujung akson. Hormon hipotalamus yang dilepas di pituitari belakang ialah hormon ADH dan oksitosin. ADH sangat penting untuk mengendalikan penyerapan air di saluran ginjal sedangkan oksitosin berperan merangsang kontraksi otot polos pada dinding rahim dan kelenjar susu. ADH dan oksitosin merupakan hormon dari golongan peptida. Pada semua vertebrata dapat ditemukan peptida yang memiliki efek hayati serupa dengan ADH dan oksitosin tetapi susunan asam aminonya berbeda. Hormon penting lain yang dikeluarkan oleh hipotalamu yaitu hormon pelepas ( releasing hormon, RH ) dan hormon penghambat (Release inhibiting hormon, RIH . Kedua jenis hormon tersebut dilepas dari ujung akson sel neurosekretori di hipotalamus ke kapiler darah di dekatnya. Dari hipotalamus, RH, RIH dibawa oleh darah ke pituitari depan yang juga disebut adenohipofisis.
RH bekerja untuk mempengaruhi pelepasan hormon dari pituitari depan. Hormon dari pituitari depan selanjutnya akan mempengaruhi pengeluaran hormon dari kelenjar lain yang merupakan kelenjat tepi, sebaliknya RIH menghambat pelepasan hormon dari pituitari depan. Hormon – hormon yang dihasilkan dari hipotalamus dan pituitari beserta fungsinya masing – masing dapat dipelajari dari gambar 5.7
Hormon pertumbuahn merangsang pertumbuhan tub uh pada semua hewan dan berpengaruh pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein. Hormon ini juga merangsang hati untuk melepaskan somatomedin, yang dapat merangsang mitosis dalam jaringan tulang. TRH merangsang kelenjar tiroid untuk menyekresikan hormon tiroksin dan tirodotiromin yang dapat mengendalikan laju metabolisme pada mamalia dan metamorfosis pada amfibi.
Organ Endokrin Tepi
Organ endokrin tepi adalah semua organ endokrin diluar hipotalamus dan pituitari. Semakin hari semakin banyak ditemukan organ endokrin baru pada vertebrata. Saat ini banyak diketahui jantung juga mampu menghasilkan hormon yang disebut ANP. Hormon tersebut berkaitan erat dengan pengaturan ion natrium diginjal.
Hampir semua aktivitas dalam tubuh hewan dipengaruhi oleh hormon. Aktivitas tersebut meliputi proses pencernaan, peredaran darah, pengeluaran, osmoregulasi. Dalam mengatur aktivitas tubuh sistem endokrin biasanya bekerjasama dengan sistem saraf
Contoh kerja hormon dalam mengatur kadar kalsium dan gula darah manusia. Keseimbangan kalsium dalam darah manusia dapat dicapai melalui kerjasama antara hormon paratiroid dan kalsitonin. Keseimbangan kadar kalsium yang normal sangat penting karena akan mempengaruhi kemamapuan saraf dan otot untuk menerima rangsang, pembekuan darah, permeabilitas membran sel, serta fungsi normal enzim tertentu. Sebagai contoh hipokalsemia ( keadaan yang ditandai dengan kadar kalsium dalam darah yang rendah )akan meningkatkan kepekaan saraf beberapa kali lipat sehingga dapat menimbulkan kejang otot.





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja sama secara kooperatif untuk mengatur aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormon yang kan mempengaruhi sel sasaran. Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin sejati atapun oleh neurosekretori. Hormon dapat diklasifikasi menjadi 3 yaitu steroid,peptida, dan turunan tirosin.
Timbulnya tanggapan hayati pada sel target akibat rangsang hormon relatif lebih lambat jika dibandingkan dengan tanggapan yang timbul akibat rangsang saraf. Hormon mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh tersebut berkaitan erat dengan adanya reseptor hormon pada sel target yang sesuai dengan hormon tetentu. Reseptor hormon ada yang terdapat di membran sel.
Sistem endokrin pada invertebrata masih sederhana dan organ endokrin yang dimiliknya pada umunya berupa organ neuroendokrin. Sedangkan sistem endokrin pada vertebrata sangat kompleks. Organ endokrin yang dimiliki vertebrata pada umumnya berupa organ endokrin klasik terdiri atas organ endokrin pusat dan tepi.

3.2 Saran
Tidak ada kata sempurna yang pantas untuk segala hal di dunia, begitu juga dengan makalah yang telah kami susun, oleh karena itu bagi pihak terkait kami mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amiin.












DAFTAR PUSTAKA

Akses di Internet . 11 Oktober. 05.00. http://celo – biologi. Endokrin.com
Akses di Internet. 13 Oktober. 05.00. http:// id.Wikipedia.org/wiki/Sistem Hormon
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius.
Tim Penyusun. 2003. Biologi SMA. Klaten: Intan Pariwara.
Continue Reading

SOAL-SOAL DAN KUNCI JAWABAN SISTEM EKSKRESI

| 5comments

1. Sebutkan perbedaan alat eksresi pada hewan invertebrata dan manusia,serta hewan vertebrata lainnya…?
Jawab :
Pada hewan invertebrata berupa nefridium,sel api atau buluh malpigi ,sedangkan alat eksresi pada manusia atau vertebrata lainnya adalah ginjal,paru-paru,kulit,dan hati.
2. Jelaskan pengertian dari eksresi…?
Jawab :
Pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabulisme yg menghasilkan organisme,seperti keringat pd manusia.
3. Ada 3 cara sistem ekskresi yg membantu memelihara humuestatis, coba sebutkan.
Jawab :
a. Dengan cara melakukan osmoregulasi.
b. Mengeluarkan sistem metabolisme.
c. Mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.
4. Pada sistem ekskresi pd ikan,sistem ekskresinya berupa ginjal dan satu lubang pengeluaran yg di sebut uroginital, apa pengertian uroginital tsb….?
Jawab :
Uroginetal adalah lubang tempat berinveranya saluran ginjal dan saluran kelamin yg berada di tempat belakang anus.
5. Kenapa pd ikan air tawar lebih cepat penyaringan metabolismenya di bandingkan ikan air laut,coba di jelaskan….?
Jawab :
Karna pd ikan air tawar di sejumlah glomelurus yg jumlahnya lebih banyak dari pd ikan air laut sehingga menyebabkan ikan air tawar lebih cepat penyaringan metabolisme.
6. Jelaskan pengertian dari organ eksresi pd hewan vertebrata,khususnya pd ikan,..?
Jawab :
Organ ekskresi adl sepasang ginjal sederhana yg di sebut ofostonefrus,ginjal tipe ini bekerja sepanjang waktu untuk menyaring kelebihan air dari darah dan menghasilkan urine yg di eksresikan sepanjang waktu
7. Apa yg menyebabkan tubuh ikan laut cepat menglami dehidrasi…?
Jawab :
Tubuh ikan air laut cepat mengalami dehidrasi karna air laut memiliki kadar garam yg sangat tinggi di bandingkan dgn kadar garam dlm tubuh ikan laut sendiri sehingga menyebabkan ikan air laut cepat mengalami dehidrasi.
8. Ikan airlaut tdk memiliki glomelurus,sebutkan ikan air laut tdk memiliki glomelurus…?
Jawab :
Akibat dari ikan air laut tdk memilki glomelurus adalah mekanisme filtiasi tdk terjadi dan reabel beri pd tubulus terjadi pd skala kecil.
9. Sebutkan fungsi dari eksresi,,,,?
Jawab :
a. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari tubuh.
b. Mengatur konsentrsi dan cairan tubuh(osmoregulasi).
c. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi).
d. Homoestasis.
10. Sebutkan perbedaan sistem ekskresi pada katak jantan dan katak betina,,,?
Jawab :
Pada katak jantan saluran kelamin dan urin bersatu denganjantung sedangkan katak betina kedua saluran tersebut terpisah antarasaluran kelamin danurin.
11. Sebutkan organ atau alat ekskresi pada manusia,,,?
Jawab :
a. Paru-paru.
b. Hati.
c. Kulit.
d. Ginjal
12Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi,sebutkan fungsi tersebut…?
Jawab; menyaring darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat yang membahayakan tubuh. misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh, urea, asam urat. dan bermacam -macam garam, mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi normal mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraselulerdan mempertahankan keseimbangan asam dan basa.
13Sebutkan zat-zat dalam tubuh yang merugikan dalam peroses eksresi…?
Jawab:
1. urea, asam urat, amoniak, creatinin
2. garam anorganik
3. bacteri dan juga obat-obatan
14.Alat ekresi pada belalang adalah malpighi,sebutkan fungsi dari malfighi,,?
Jawab: berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi
15.Jelaskan letak pembuluh malighi…?
Jawab: Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang
16.Sebutkan perbedaan sistem ekskresi pada katak dan reptil,,,?
Jawab: Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru,dan kulit dan Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka
17.Apa fungsi utama dalam paru-paru,coba sebutkan,,,?
Jawab: Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karma mengekskresikan zat Sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hash metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis
18.Adapun kelainan pada paru-paru,coba disebutkan..?
Jawab:
1. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
2. Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
3. Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi udara.
19.Sebutkan cara mengatasi kelainan padaparu-paru,,.?
Jawab: Upaya menghindari dan mengatasi kelainan-kelainan pada paru-paru adalah dengan menjalankan pola hidup sehat, diantaranya:
1. Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi secara teratur
2. Berolah raga dengan teratur
3. Istirahat minimal 6 jam per hari
4. Mengindari konsumsi rokok, minum minuman beralkohol dan narkoba
5. Hindari Stress
20.Hati merupakan homoestatis Dalam prose metabolisme pada manusia dan mempunyai beberapa fungsi,sebutkan fungsi tsb,,?
Jawab: Hati mempunyai berbagai fungsi termasuk menyimpan glikogen, mensintesis protein plasma, dan menyahtoksik darah. Ia menghasilkan empedu yang penting bagi penetralan racun,
Continue Reading

SISTEM EKSKRESI HEWAN

| 0 comments

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Semua hewan pasti mempunyai system ekskresi masing-masing dan tentunya berbeda-beda pula, yaitu Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya.
alat pengeluaran pada hewan invertebrata berupa nefridium, sel api, atau buluh Malphigi. Sedangkan Alat ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati.
Organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata.
Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang berlangsung dalam tubuh organisme. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi. Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.
2. Tujuan
Untuk mengetahui system ekskresi pada hewan dan manusia.
3. Batasan masalah
Makalah ini hanya membahas masalah system ekskresi saja yang ada pada hewan invertebrate, hewan vertebrata dan pada manusia.



BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Ekskresi Pada Invertebrata
1. Hewan Beresel Satu (Protozoa)
Belum mempunyai alat ekskresi khusus. Zat sisa di keluarkan melalui vakoula kontraktil (rongga berdenyut) yang berfungsi untuk mengatur kadar airt dalam sel sehingga nilai osmosis isi sel tetap terpelihara.
2. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih
Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia.
Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.
Gbr. Struktur alat ekskresi pada casing pipih
Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.
Intinya, sel api yang dilengkapi ole silia itu bergetar yang menyebabkan cairan terdorong ke saluran pengumpul yang pada akhirnya bermuara di saluran pengeluaran.

3. Cacing tanah
cacing tanah memiliki alat ekskresi yaitu Nefridium, setiap nefridium memiliki corong yang terbuka dan bersilia yang disebut Nefrostom.
Mekanismenya :
Nefrostom yang terdapat di dalam rongga tubuh dan terisi penuh dengan cairan, cairan yang diambil oleh nefrostom tersebut kemudian masuk ke dalam nefridia, di dalam nefridia terjadi Reabsorpsi atau penyerapan kembali cairan yang masih bermanfaat. Cairan yang sudah tidak bermanfaat lagi akan di keluarkan melalui Nefridiofor.
4. Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska
Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
Gbr. Sistem ekskresi pada anelida
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
5. Alat Ekskresi pada Belalang
Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.
Gbr. Sistem Ekskresi pada belalang

2. Sistem Ekskresi Pada Vertebrata
1. Sistem ekskresi pada ikan
Ikan mempunyai system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang disebut urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus.
Ginjal pada ikan yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat.
• Perbedaan proses ekskresi pada ikan air tawar dan ikan air laut.

Organ ekskresi ikan adalah sepasang ginjal sederhana yang disebut, opistonefros , ginjal tipe ini bekerja keras sepanjang waktu untuk menyaring kelabihan air dari darah, dan menghasilkan urine yang diekskresikan sepanjang waktu. Pada ikan air tawar, mereka meakukan adaptasi dengan tidak pernah minum atau dengan sangat sedikit minum. Air laut memiliki kadar garam yang sangat tinggi, bila dibandingkan kadar garam dalam tubuh ikan itu sendiri. Akibatnya, tubuh ikan air laut sangat mudah mengalami dehidrasi [karena air cenderung mengalir keluar ke lingkungan melalui proses osmosis]. untuk mengatasinya:
• ikan air laut tidak memiliki glomerulus, akibatnya: mekanisme filtrasi tidak terjadi dan reabsorbsi pada tubulus terjadi pada skala kecil.
• ikan air laut, beradaptasi dengan cara meminum banyak air laut dan sedikit mengeluarkan urine.
• ikan air laut, menghilangkan kadar garam berlebih dalam tubuhnya melalui proses desalinasi
bagaimana dengan penanganan sampah organik dalam tubuh berbentuk Nitrogen. pada hewan akuatik, sampah nitrogen dikeluarkan dalam bentuk Amonia. Ekskresi amonia dilakukan secara difusi melaui insang
2. Sistem ekskresi pada amfibi
Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru,dan kulit. Saluran ekskresi pada katak jantan & betina memiliki perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin & saluran urin bersatu dengan ginjal, sedangkan pada katak betina kedua saluran itu terpisah. Walaupun begitu alat lainnya bermuara pada satu saluran dan lubang pengeluaran yang disebut kloaka.
3. Sistem ekskresi pada reptil
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
• Proses Ekskresi Urine pada Serangga
Darah [air, garam, nitrogen] ketika melewati pembuluh Malpighi maka bahan yang mengandung Nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sementara sisa air dan garam diserap kembali secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan air akan diserap kembali. Kristal asam urat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.
4. Sistem ekskresi pada mamalia
Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit berbeda karena mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya.
Paru-paru mamalia mempunyai permukaan ber spon (spongy texture) dan dipenuhi liang epitelium dengan itu mempunyai luas permukaan per isipadu yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru. Paru-paru manusia adalah contoh biasa bagi paru-paru jenis ini.
Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh struktur bertulang tulang selangka dan diselaputi karung dwi dinding dikenali sebagai pleura. Lapisan karung dalam melekat pada permukaan luar paru-paru dan lapisan karung luar melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenali sebagai rongga pleural yang berisi cecair pleural ini membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama sendiri, dan menghalang ia daripada terpisah dengan mudah.
Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di bawah, otot yang mengucup menyebabkan rongga di mana paru-paru berada mengembang. Sangkar selangka juga boleh mengembang dan mengucup sedikit.
Ini menyebabkan udara tetarik ke dalam dan keluar dari paru-paru melalui trakea dan salur bronkus (bronkhial tubes) yang bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil dikelilingi oleh kapilari yang dipenuhi darah. Di sini oksigen meresap masuk ke dalam darah, di mana oksigen akan d angkut melalui hemoglobin.
Darah tanpa oksigen dari jantung memasuki paru-paru melalui pembuluh pulmonari dan lepas dioksigenkan, kembali ke jantung melalui salur pulmonari.
3. Sistem Ekskresi Pada Manusia
Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu.
Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.
Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari:
1. Paru-paru,
2. Hati,
3. Kulit, dan
4. Ginjal.


A. PARU-PARU

Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.
Fungsi Paru-Paru
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karma mengekskresikan zat Sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hash metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.
Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HC03, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbC02).
Kelainan-Kelainan Pada Paru-Paru
Kelainan-kelainan pada paru-paru, diantaranya adalah:
1. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
2. Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
3. Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi udara.
Cara Mengatasi Kelainan Pada Paru-Paru
Upaya menghindari dan mengatasi kelainan-kelainan pada paru-paru adalah dengan menjalankan pola hidup sehat, diantaranya:
1. Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi secara teratur
2. Berolah raga dengan teratur
3. Istirahat minimal 6 jam per hari
4. Mengindari konsumsi rokok, minum minuman beralkohol dan narkoba
5. Hindari Stress
B. HATI (HEPAR)

Hati merupakan organ homeostasis yang memainkan peranan penting dalam proses metabolisme dalam manusia dan hewan. Hati mempunyai berbagai fungsi termasuk menyimpan glikogen, mensintesis protein plasma, dan menyahtoksik darah. Ia menghasilkan empedu yang penting bagi penetralan racun. Ia melaksanakan dan mengawal berbagai fungsi biokimia dalam jumlah besar yang memerlukan tisu khas. Istilah perobatan yang berkaitan dengan hati sering kali bermula dari perkataan Greek bagi hati iatu hepar, menjadi hepato atau hepatic. Hati berwarna perang kemerahan dan terletak di bawah diafragma iatu di dalam rongga abdomen.Hati menerima makanan terlarut dalam darah apabila makanan ini tercerna dan diserap di usus.
a. Sanarai kandungan
1. Permukaan inferior
Hati manusia dewasa mempunyai berat antara 1.3 – 3.0 kilogram. Hati adalah organ lembut berwarna perang kemerahan. Hati merupakan organ kedua terbesar manusia (organ terbesar adalah kulit dan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia.
Hati terletak di bawah diafragma di sebelah kanan badan manusia. Sebagian besar permukaan hati terletak di dalam sangkar toraks bagi melindunginya daripada kecederaan.Hati juga menjadi alas bagi pundi empedu yang menyimpan cairan hempedu.
Secara anatomi, hati dapat dibagikan kepada empat lobus yaitu lobus kanan (right lobe), lobus kiri (left lobe), caudate lobe, dan quadrate lobe.
2. Mikrostruktur
Hati terdiri daripada koleksi unit-unit mikroskopik yang dipanggil lobul (jangan dikelirukan dengan lobus di atas) yang setiapnya berbentuk heksagon (secara kasar). Lobul-lobul ini merupakan pusat pemprosesan utama bagi hati. Disinilah hati menjalankan fungsi-fungsinya seperti menyahtoksik darah dan menghasilkan cairan hempedu. Berikut adalah salur-salur yang berhubung dengan setiap lobul hati:
Portal triad yang terdiri daripada 3 salur yaitu:
a. Hepatic portal capilarry atau kapilari portal hati. Hati membawa darah dari ke vena portal hepar lobul hati.
b. Arteri hati yang membekalkan darah beroksigen kepada lobul-lobul hati.
c. Duktus hempedu yang membawa cecair hempedu dari lobul ke pundi hempedu untuk disimpan.
d. Vena hati yang membawa darah terdeoksigen dari hati,Terdapat dua vena hati iaitu vena hati kanan dan vena hati kiri. Kedua vena ini bersambung terus dengan vena kava inferior.
b. Peredaran Darah
Hati menerima darah melalui arteri hati dan vena portal hepar. Arteri hati membawa darah beroksigen dari jantung untuk dibekalkan kepada sel-sel hati. Vena portal hepar pula membawa darah dari usus untuk dinyahtoksik. Darah dari kedua-dua salur darah ini dibawa keluar dari hati melalui vena hati ke dalam vena kava inferior untuk dibawa balik ke jantung.
Selain darah, hempedu juga dialirkan keluar dari hati. Duktus hempedu membawa hempedu ke pundi hempedu untuk disimpan dan dipekatkan sebelum dirembes ke dalam duodenum.
c. Fungsi Hati
Berikut adalah fungsi-fungsi hati:
a. Mengawal aras glukosa darah dengan menyimpan glikogen di dalam hati.
b. Menyimpan vitamin dan garam mineral tertentu.
c. Mengatur metabolisme karbohidrat, lipid dan asid amino.
d. Menghasilkan hempedu yang akan disimpan di dalam pundi hempedu.
e. Menghasilkan protein-protein plasma tertentu seperti albumin.
f. Menghasilkan faktor-faktor pembekuan darah I (fibrinogen), II (protrombin), V, VII, IX, X and XI
g. Menyahtoksik bahan-bahan beracun terutama darah dan bahan-bahan bernitrogen seperti ammonia
h. Sebagai tempat penghasilan sel-sel darah merah fetus.
i. Menguraikan molekul hemoglobin tua.
j. Menyingkirkan hormon-hormon berlebihan.
Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karma menghasilkan empedu. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dap biliverdin, dap setelah mengalami oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna pada feses menjadi kekuningan. Demikian juga kreatinin hash pemecahan protein, pembuangannya diatur oleh hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal.
Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka cairan empedu akan masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan darah menjadi lebih kuning. Penderitanya disebut mengalami sakit kuning.
C. KULIT

Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar.
a. Fungsi Kulit
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
- mengeluarkan keringat
- pelindung tubuh
- menyimpan kelebihan lemak
- mengatur suhu tubuh, dan
- tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet
b. Proses Pembentukan Keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal.
Kelainan pada kulit yang banyak dialami oleh para remaja adalah jerawat. Ada tiga tipe jerawat, yaitu:
1. Komedo
2. Jerawat biasa
3. Cystic Acne (Jerawat Batu/Jerawat Jagung)
Banyak jenis obat dan perawatan yang ditawarkan untuk menghilangkan jerawat. Namun, sesungguhnya alam sudah menyediakan aneka tanaman yang mampu menghilangkan jerawat. Tanaman-tanaman itu antara lain tomat, jeruk nipis, belimbing wuluh, mentimun, dan temulawak.
c. Mengatasi Kelainan Pada Kulit
Kulit perlu mendapat perawatan yang tepat agar senantiasa sehat. Berikut 4 langkah perawatan kulit yang sangat mendasar:
1. Makan Makanan Yang Mengandung Nutrisi
2. Minum Air Putih Minimal 8 Gelas Setiap Hari
3. Berolahraga Dengan Teratur
4. Mandi Untuk Membersihkan Badan

D. GINJAL
Dunia kedokteran biasa menyebutnya ‘ren’ (renal/kidney). Bentuknya seperti kacang merah, berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Ukurannya kira-kira 11x 6x 3 cm. Beratnya antara 120-170 gram. Struktur ginjal terdiri dari: kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari Badan Malpighi dan saluran panjang (Tubula) yang bergelung. Badan Malpighi tersusun oleh Simpai Bowman (Kapsula Bowman) yang didalamnya terdapat Glomerolus.
a. Fungsi Ginjal
1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal
4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang
b. Proses Pembentukan Urine
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya
2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.
Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
d. Kelainan Pada Ginjal
Kelainan-kelainan pada ginjal diantaranya adalah gagal ginjal dan batu ginjal.
Gagal ginjal merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme.
Penyebab terjadinya gagal ginjal antara lain disebabkan oleh:
1. Makan makanan berlemak
2. Kolesterol dalam darah yang tinggi
3. Kurang berolahraga
4. Merokok, dan
5. Minum minuman beralkohol.
d. Mengatasi Gagal Ginjal
Penggantian fungsi ginjal dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Ada dua cara TPG, yakni transplantasi/cangkok ginjal dan dialisis/cuci darah .
Urine banyak mengandung mineral dan berbagai bahan kimiawi. Urin belum tentu dapat melarutkan semua itu. Apabila kita kurang minum atau sering menahan kencing, mineral-mineral tersebut dapat mengendap dan membentuk batu ginjal.
Batu ginjal merupakan kristal yang terlihat seperti batu yang terbentuk di ginjal. Kristal-kristal tersebut akan berkumpul dan saling berlekatan untuk membentuk formasi “batu”. Apabila batu tersebut menyumbat saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih, saluran kemih manusia yang mirip selang akan teregang kuat karena menahan air seni yang tidak bisa keluar. Hal itu tentu menimbulkan rasa sakit yang hebat.





BAB III
KESIMPULAN
Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang berlangsung dalam tubuh organisme. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi. Alat ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati, sedangkan alat pengeluaran pada hewan invertebrata berupa nefridium, sel api, atau buluh Malphigi.
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.
Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea.
Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.

DAFTAR PUSTAKA
Isnaeni, Wiwi.2006.Fisiologi Hewan. Kanisius : Yogyakarta
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga
R Corebima, AD. 1997. Genetika Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press
Sudarwati, Sri.dkk. 1990. Dasar-Dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung:
Penerbit ITB
adiopoero.1998. Zoologi. Jakarta. Erlangga
http://susianha.blogspot.com/2009/01/sistem-ekskresi-pada-hewan-vertebrata.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_ekskresi
http://www.slideshare.net/guest3cccad/sistem-ekskresi
Continue Reading

| 0 comments

“ SOAL DAN JAWABAN SISTEM SIRKULASI”

1. Bagaimana mekanisme pertahanan tubuh dalam system transportaasi ?
Jawab :
Pertahanan tubuh dapat terjadi dengan berbagai mekanisme, antara lain dengan mengaktifkan atau mengeluarkan berbagai sel asing dari tubuh, menghancurkan mikroorganisme pathogen beserta hasil sekresinya dan menyingkirkan sel abnormal atau sel bermutasi (contohnya sel kanker) yang muncul. Mekanisme pertahanan tubuh juga dapat terjadi dengan cara fagositosis (paling primitive), enkapsulasi (pembentukan selubung), mengasilkan antibody atau sensitisasi limfosit. Faktor homoral (aglutinin) dalam cairan tubuh juga dapat mengaktifkan benda asing (pada invertebrata).
2. Jelaskan bagaimana cara vena membuat darah tetap bergerak ?
Jawab :
Vena membutuhkan bantuan untuk mendorong darah kembali kejantung. Banyak vena yang memperoleh bantuan itu dari arteri didekatnya. Pada setiap denyut jantung, arteri (tengah) mengembang seraya menekan vena yang sejajar, di dalam vena, ada katup searah yang terbuka dan tertutup untuk menjaga darah agar teteap bergerak
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi komponen yang terdapat pada plasma darah ?
Jawab :
A. Jantung: sebagai pompa penggerak cairan tubuh di sepanjang pembuluh.
1) Jantung Tubuler: Terdapat pada hewan invertebrata, bentuk sederhana tidak ada klep, dan bekerja secara kontraksi peristaltik.
2) Jantung Berongga: Terdapat pada hewan vertebrata, mernya memompa jantung, merupakan organ berotot, gerak, dan kontraksinya secara periodik.
B. Pembuluh: saluran yang akan dilewati oleh cairan yang beredar ke seluruh tubuh
1) Pembuluh Darah terdiri atas Arteri, Vena dan Kapiler.
Arteri dan Vena tersusun atas tiga lapisan jaringan melingkar dan membentuk saluran / lumen di bagian tengahnya. Nama lapisannya yaitu tunika intima (Endotelium), tunika media, dan tunika adventitia , sedangkan kapiler hanya tersusun atas tunika intima saja.
2) Pembuluh Limfe
a) Kondisi Pembuluh Limfe Pada Berbagai Hewan. Pada hewan vertebrata tingkat tinggi mempunyai saluran buntu dengan ujung terbuka yang berfungsi mengangkut kelebihan cairan di ekstrasel ke sirkulasi darah;
b) Pada hewan invertebrata tidak ditemukan adanya pembuluh limfe kecuali pada teleoste;
c) Pada hewan tingkat rendah ditemukan berbagai bentuk peralihan yang menunjukan adanya perkembangan system pembuluh limfe.
3) Cairan Tubuh
Cairan jaringan berfungsi sebagai fagostik dan mampu bergerak melalui ruang antar jaringan.
4. Apa saja fungsi darah pada hewan?sebutkan!
Jawab :
Fungsi darah itu meliputi :
a) Mensuplai zat-zat makanan dari saluran pencernaan ke jaringan-jaringan
b) Mensuplai oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan
c) Membawa dan m embuang zat-zat yang tidak berguna dari jaringan ke organ ekskresi
d) Mendistribusikan sekresi kelenjar endokrin dan zat lain yang mengatur fungsi sel
e) Membantu menyelenggarakan keseimbangan komposisi air dalam berbagai organ tubuh

5. Apa fungsi sinus venosus pada ikan ?
Jawab : Sinus Venosus pada ikan berfungsi sebagai struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung.

6. Apa Perbedaan system transportasi pada hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi ?
Jawab :
Kalau system transportasi pada hewan tingkat rendah memiliki alat transportasi yang tidak sekompleks pada hewan ringkat tinggi, dimana sudah memiliki tugas dan fungsi yang spesifik. Seperti pada porifera dan coelentrata belum memiliki organ tubuh dan system transportasinya juga belum ada.
Sedangkan pada hewan tingkat tinggi sudah memiliki alat transportasi yang lengkap disertai dengan fungsi yang khas dari masing-masing organ.
7. Jelaskan peredaran darah pada belalang ?
Jawab :
Belalang mempunyai sistem peredaran terbuka karena darah tidak selalu berada dalam pembuluh darah. Alat transportasinya berupa pembuluh yang dapat berdenyut sehingga menyerupai jantung. Oleh karena itu, pembuluhnya disebut jantung pembuluh.
Peredaran darah pada belalang berlangsung sebagai berikut: Darah dipompa oleh jantung pembuluh ke bagian depan tubuh melalui aorta dorsal. Selanjutnya darah beredar ke seluruh tubuh ke ruang antar organ tanpa melalui pembuluh darah.
8. Mengapa Katak Mempunyai sistem peredaran darah ganda, jantung katak terdiri atas tiga ruang, yaitu serambi kiri, serambi kanan, dan bilik ?
Jawab :
Karena jantung katak hanya mempunyai satu bilik maka darah yang banyak mengandung oksigen dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik jantung.

9. Jelaskan kenapa system sirkulasi merupakan bagian dari system transfor sejati ?
Jawab :
Karna jika diperhatikan ,vertebrata mempunyai saluran tertentu yang bersilia, misalnya sakuran nafas dan saluran telur. Silia pada saluran napas berguna utuk mengeluarkan partikel zat yang maasuk ke dalamnya. Sementara silia dalam saluran telur berfungsi dalam pengangkatan ovum daroi ostia vimbra ke uterus.
10. Jelaskan perbedaan dan persamaan plasma darah dan limfe ?
Jawab :
Perbedaannya
Darah itu sebagai jaringan yang terdiri atas plasma yang merupakan cairan air yang mengandung sejumlah kecil bermacam-macam garam,protein, lemak dan glokusa. Didalamya terdapat eritrosit,leukosit.monocyt, dan trombosit
Limfe itu mengandung protein dan sel darah merah kurang tapi kandungan sel darah putih lebih banyak.
Persamaannya : sama-sama berupa cairan dan jaringan
11. Bagaimana system transportasi pada echinodermata ?
Jawab :
Echinodermata memiliki system transportasi radial yang bentuknya mengecil.Pengangkutan zat di bantu dengan system air yang disebut system air ambulakral.
12. Apakah pada cacing terdapat jantung? Bagaimana ia melakukan transportasi di dalam tubuhnya ?
Jawab :
Tidak tapi cacing memili. Lengkung aorta yang fungsinya yaitu sebagai jantung. peredaran darah pada cacing terdiri atas pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut, dan lima pasang lengkung aorta. Darah dalam cacing beredar di dalam pembuluh sehingga termasuk peredaran darah tertutup.
13. Jelaskan peredaran darah pada aves?
Jawab : sistem transportasi pada aves terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu serambi kiri,serambi kanan,bilik kiri dan bilik kanan. Sekat biliknya sempurna sehingga darah bersih dan darah kotor tidak bercampur. Darah yang banyak mengandung oksigen yang berasal dari paru-paru tidak bercampur denganyang banyakmengandung karbondioksida yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung adalah darah dari paru-paru mengangkut oksigen masuk ke serambi kiri, kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri, darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta. Di sel-sel tubuh, darah melepaskan O2 dan mengikat CO2. Darah yang mengandung banyak CO2 ini masuk ke serambi kanan melalui pembuluh balik. Selanjutnya darah masuk bilik kanan, kemudian dipompa masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru, darah melepaskan CO2 dan mengikat O2.

14. Kenapa system peredaran darah pada ikan disebut system peredaran darah tunggal ?
Jawab :
Karna dalam satu kali beredar darah ikan melalui jantung satu kali dan selalu berada dalam pembuluh darah
15. Jelaskan macam cairan yang terdapat pada hewan ?
Jawab :
Cairan yang terdapat pada hewan yaitu
a) Cairan eksternal
Meliputi :cairan jaringan, limfe, darah dan homolimfe.
Cairan jaringan mengandung sedikit protein, sejumlah garam dan bahan nutritive serta zat sisa. Cairan jaringan berfungsi sebagai fagostik dan mampu bergerak melalui ruang antar jaringan.
Pembuluh limfe berfungsi mengangkut kelebihan cairan yang tertimbun dilingkungan ekstra sel dan mengembalikan ke sirkulasi darah.
Darah tersususu atas cairan plasma dan sel darah
Homolimfe : adanya cairan limfe dan dyng sarah yang mengalir dalam pembuluh dan diruang antar sel merupakan cairan yang sama
b) Cairan internal
Terdapat kira –kira 70% dari seluruh bagian tubuh hewan berupoa air yang mana sekitar 45 % itu adalah didalam sel (internalsel).

16. Apa fungsi aorta kanan dan aorta kiri pada reptile ?
Jawab :
Aorta kanan berfungsi mengalirkan darah menuju ke seluruh tubuh yang keluar dari bilik kiri
. Aorta kiri keluar berfungsi mengalirkan darah yang mengandung oksigen dan karbondioksida menuju ke bagian belakang tubuh yang keluar dari perbatasan bilik kiri dan bilik kanan.

17. Apa perbedaan arteri,vena dan kapiler ? jelaskan
Jawab :
Arteri : pembuluh yang mengalirkan darah keluar jantung. Dindingnya kuat, tebal dan elastic
Vena : pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung. Terletak didekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dindingnya tipis,tidak elastic dan memiliki katup di sepanjang pembuluh.
Kapiler : Pembuluh yang paling halus yang terdiri dari satu lapis sel yang berfungsi menghubungkan pembuluh nadi dan balik.

18. Bagaimana jalannya darah pada ikan berlangsung ?
Jawab :
Darah mengalir ke seluruh tubuh melalui vena kemudian masuk ke serambi jantung. Darah ini mengandung banyak karbon dioksida. Selanjutnya darah masuk bilik, kemudian dipompa menuju insang melalui pembuluh nadi ventral. Di dalam insang terjadi pelepasan CO2 dan pengikatan O2. Selanjutnya darah dari insang yang mengandung oksigen diedarkan ke selluruh tubuh melalui pembuluh darah dorsal.
19. Apa kelebihan system sirkuklasi tertutup dibandingkan system sirkulasi terbuka ?
Jawab :
Kelebihannya antara lain :
Darah beredar dalam system pembuluh yang kontinyu didorong oleh kekuatanyang berasal dari dari hasil kerja jantung
Darah akan mengalir dalam pembuluh secara langsung ke setiap sel tubuh.

20. Bagaimana cara krja jantung mekanis bagi orang yang mengalami gagal jantung
Jawab :
Cara kerjanya :
a) sebuah baterai luar mentransmisi daya ke gulang kawat dengan system transmisi kabel tanpa
b) gulungan kawat tubuh menerima daya dan mengirim ke alat pengontrol serta baterai pendukung yang dapat diisi ulang
c) Pengontrol mengatur detak jantung mempercepat atau memperlambat denyutnya sesuai kebutuhan
Continue Reading

SISTEM SIRKULASI HEWAN

| 0 comments

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap organisme melakukan metabolisme, baik organisme uniseluler maupun multiseluler. Metabolisme berlangsung di dalam setiap sel makluk hidup dan untuk itu diperlukan bahan-bahan untuk berlangsungnya proses metabolisme dengan lancar. Sel-sel mendapat suplai makanan atau bahan-bahan dari luar tubuh dan dihantarkan ke setiap sel melalui system sirkulasi. Sistem sirkulasi melakukan fungsi peredaran materi (bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh), hormone, oksigen, dan sisa-sisa metabolisme.
Sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah pada umumnya untuk organisasi tingkat rendah belum memiliki sistem sirkulasi secara khusus. Misalnya pada Amoeba dan paramecium, sirkulasi bahan-bahan metabolisme berikut sisa-sisa metabolisme dilakukan dengan aliran sitoplasma. Akan tetapi, proses difusi berlangsung sangat lambat sehingga cara tersebut tidak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan hewan berukuran besar (dengan ketebalan tubuh lebih dari beberapa milimeter) dan atau hewan yang memiliki aktivitas metabolism tinggi. Oleh karena itu, pada hewan tingkat tinggi diperlukan sistem sirkulasi khusus yang menjamin adanya pergerakan cairan ke seluruh tubuh secara cepat. Adapun sistem sirkulasi tersebut dilakukan oleh seperangkat organ-organ sirkulasi darah terbuka dan system peredaran tertutup.
Dari uraian di atas, pembahasan tentang sistem sirkulasi pada hewan ini sangat penting dibahas untuk mempermudah pemahaman tentang mata kuliah Dasar-dasar Fisiologi Hewan dan di samping itu juga makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok dalam menempuh mata kuliah dasar-dasar Fisiologi Hewan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sistem sirkulasi dan fungsinya ?
2. Apa sajakah komponen dari sistem sirkulasi ?
3. Apakah perbedaan sistem peredaran darah terbuka dan tertutup itu ?
4. Bagaimanakah sistem peredaran darah pada hewan tingkat rendah ?
5. Bagaimanakah sistem peredaran darah pada hewan tingkat tinggi ?
6. Bagaimanakah pertukaran zat di jaringan?
C. Batasan Masalah
Makalah ini hanya terbatas pada pembahasan tentang “ Sistem Sirkulasi pada Hewan”
D. Tujuan
1. Memahami sistem sirkulasi darah dan fungsinya
2. Mengetahui komponen dari sistem sirkulasi
3. Membedakan sistem peredaran darah terbuka dan tertutup itu
4. Mengetahui sistem peredaran darah pada hewan tingkat rendah
5. memahami sistem peredaran darah pada hewan tingkat tinggi
E. Manfaat
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan kita dapat memahami dan mengetahui secara jelas tentang “sistem sirkulasi pada hewan”.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dari Sistem sirkulasi dan fungsinya
Setiap organisme melakukan metabolisme, baik organisme uniseluler maupun multiseluler. Metabolisme berlangsung didalam setiap sel makluk hidup dan untuk itu diperlukan bahan-bahan untuk berlangsungnya proses metabolisme dengan lancar. Sel-sel mendapat suplai makanan atau bahan-bahan dari luar tubuh dan dihantarkan ke setiap sel melalui system sirkulasi.
Secara garis besar, sistem sirkulasi memiki tiga fungsi sebagai berikut:
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan tubuh akan sari makanan dan oksigen, serta pembuangan zat sisa metabolisme dari tubuh dengan segera.
2. Berperan penting dalam penyebaran panas tubuh
3. Menyebarkan tekanan atau kekuatan
Sistem sirkulasi pada hewan bervariasi tergantung pada tingkat perkembangan tubuh hewan. Protozoa Bersilia yang hidup sesil mampu menyelenggarakan sirkulasi cairan tubuh menggunakan khoanosit, sedangkan Coelentrata dengan cara mengalirkan air melalui saluran khusus pada sistem gastrovaskular yang bersilia. Pada molusca sangat tergantung pada arah gerakan silia yang dapat mengalirkan air (yang mengandung makanan) melalui rongga mantel. Di rongga mantel, partikel makanan dikumpulkan dan ditelan. Sistem ini juga berfungsi untuk menyediakan oksigen bagi insang. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem sirkulasi berfungsi untuk mengangkut gas dan makanan.

B. Komponen Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi tersusun atas tiga komponen utama yaitu jantung, pembuluh, dan cairan tubuh.
1. Jantung: sebagai pompa penggerak cairan tubuh di sepanjang pembuluh.
a. Jantung Tubuler: Terdapat pada hewan invertebrata, bentuk sederhana tidak ada klep, dan bekerja secara kontraksi peristaltik.
b. Jantung Berongga: Terdapat pada hewan vertebrata, mernya memompa jantung, merupakan organ berotot, gerak, dan kontraksinya secara periodik.
2. Pembuluh: saluran yang akan dilewati oleh cairan yang beredar ke seluruh tubuh
a. Pembuluh Darah terdiri atas Arteri, Vena dan Kapiler.
Arteri dan Vena tersusun atas tiga lapisan jaringan melingkar dan membentuk saluran / lumen di bagian tengahnya. Nama lapisannya yaitu tunika intima (Endotelium), tunika media, dan tunika adventitia , sedangkan kapiler hanya tersusun atas tunika intima saja.
b. Pembuluh Limfe
1) Kondisi Pembuluh Limfe Pada Berbagai Hewan. Pada hewan vertebrata tingkat tinggi mempunyai saluran buntu dengan ujung terbuka yang berfungsi mengangkut kelebihan cairan di ekstrasel ke sirkulasi darah;
2) Pada hewan invertebrata tidak ditemukan adanya pembuluh limfe kecuali pada teleoste;
3) Pada hewan tingkat rendah ditemukan berbagai bentuk peralihan yang menunjukan adanya perkembangan system pembuluh limfe.
3. Cairan Tubuh
Pada hewan multiseluler ada dua cairan tubuh yaitu cairan intrasel dan cairan ekstrasel. Kira-kira 70% dari seluruh bagian tubuh hewan berupa air, sekitar 45% diantaranya terdapat didalam sel (intra sel). Pada cairan ekstrasel dapat ditemukan di berbagai tempat dengan sebutan yang berbeda yaitu cairan jaringan, darah, limfe, dan homolimfe. Cairan jaringan mengandung sedikit protein, sejumlah garam dan bahan nutritive serta zat sisa. Cairan jaringan berfungsi sebagai fagostik dan mampu bergerak melalui ruang antar jaringan.
Pada hewan yang memiliki system sirkulasi tertutup darah dan jaringan cairan merupakan dua macam cairan yang terpisah dengan jelas. Darah tersusun atas cairan plasma dan sel darah. Sementara cairan jaringan cairan (cairan intersititiel) yang dibentuk dengan menyaring plasma yang akan kemudian berdifusi melalui dinding kapiler menuju ruang antar sel, menurut gradien tekanan hidrostatik. Filtrat tersebut bukan koloid karna hanya mengandung protein 0,85% (sebagai pembanding darah mannusia mengandung 7% protein), filtarat/cairan yang keluar tersebut akan dikembalikan lagi ke system sirkulasi melaui system pembuluh khusus yaitu limfe.
Pada vertebrata tingkat tinggi ,pembuluh limfe dimulai sebagai saluran buntu dengan ujung terbuka. Pembuluh limfe berfungsi mengangkut kelebihan cairan yang tertimbun dilingkungan ekstra sel dan mengembalikan ke sirkulasi darah. Pada ikan (selain telostei) dan invertebrate tidak ditemukan adanya pembuluh limfe.Pada berbaguia hewan yang memiliki tingkat perkembangan yang lebih rendah dapat ditemukan berbagai bentuk peralihan (intermediet) yang menunjukkan adanya perkembangan sistem pembuluh limfe.
Cairan dalam pembuluh limfe sebenarnya berasal dari cairan jaringan yang masuk kedalam pembuluh dengan cara difusi melalui dinding pembuluh atau mengalir langsung ke dalam pembuluh melalui lubang yang terbuka pada ujungnya. Pada saat tertentu, cairan limfe akan menjadi cairan jaringan dan sebaliknya. Cairan hemolimfe merupakan pembatasan antara cairan darah dan caiaran limfe (cairan jaringan) karena cairan yang mengalir dalam pembuluh dan di ruang antarsel merupakan cairan yang sama.
Cairan ekstrasel pada semua hewan mengandung sel jenis tertentu yang mengapung bebas dan mengembara melalui ruang-ruang antar jaringan. Secara fungsional, sel tersebut berkaitan erat dengan transfor gas dan pertahanan tubuh hewan dalam melawan mikroorganisme serta berbagai zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Pada hewan tertentu, sel tersebut juga berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Adapun fungsi darah, sebagai berikut:
a. Mensuplai zat-zat makanan dari saluran pencernaan ke jaringan-jaringan
b. Mensuplai oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan
c. Membawa dan m embuang zat-zat yang tidak berguna dari jaringan ke organ ekskresi
d. Mendistribusikan sekresi kelenjar endokrin dan zat lain yang mengatur fungsi sel
e. Membantu menyelenggarakan keseimbangan komposisi air dalam berbagai organ tubuh
Susunan Cairan Darah
a. Sel Darah : Terdiri atas Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit
b. Plasma Darah : Mengandung sekitar 90% air dan berbagai zat terlarut. Zat tersebut mencakup beberapa jenis bahan diantaranya :
1) Protein Plasma,yaitu Albumin,Globulin dan fibrinogen
2) Sari makanan ,yaitu Glokusa,monosakarida,asam amino dan lipid
3) Bahan untuk dibuan dari tubuh,anatara lain : Urea dan senyawa nitrogen
4) Berbagai ion,misalnya natrium,kalium,klor,posfor,kalsium,sulfat dan senyawa bikarbonat.
5) Bahan lain yang biasanya terdapat dalam darah,misalnya hormon, gas respiratori,vitamin dan enzim
Volume plasma pada hewan yang memiliki system sirkulasi tertutup tergantung pada keseimbangan antara laju filtrasi cairan / plasma dari kapiler menuju ruang jaringan dan laju reabsorbsi filtrate tersebut. Ada dua macam kekuatan yang bekerja dalam proses prtukaran cairan trsebut, yaitu tekanan darah (tekanan hidrostatik) dan tekanan osmotic koloid. Tekanan hidrostatik yang ditimbulkan oleh darah mengendalikan kekuatan untuk filtrasi, sedangkan tekanan osmotik plasma bekerja untuk reabsorbsi (yang arahnya berlawanan dengan filtrasi). Jadi protein dalam plasma merupakan bahan yang penting untuk menentukan besarnya tekanan osmotic dalam plasma.
Kekuatan osmotik juga juga penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh pada hewan invertebrata yang mempunyai sistem sirkulasi terbuka. Protein plasma pada hewan vertebrata tingkat tnggi dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu : fibrinogen, globulin dan albumin. Fibrinogen bertanggung jawab dalam berbagai fungsi, terutama yang berkaitan dengan reaksi kekebalan (imun) dan trasfor molkul tertentu seperti hormone, vitamin dan zat besi. Sementara albumin bertanggung jawab mempertahankan volume plasma.
Semua hewan mempunyai mekanisme pertahan tubuh. Pertahanan tubuh dapat terjadi dengan berbagai mekanisme, antara lain : mengaktifkan atau mengeluarkan berbagai sel asing dari tubuh, menghancurkan mikroorganisme pathogen beserta hasil sekresinya dan menyingkirkan sel abnormal atau sel bermutasi (contohnya sel kanker) yang muncul. Mekanisme pertahanan tubuh juga dapat terjadi dengan cara fagositosis (paling primitive), enkapsulasi (pembentukan selubung), mengasilkan antibody atau sensitisasi limfosit. Faktor homoral (aglutinin) dalam cairan tubuh juga dapat mengaktifkan benda asing (pada invertebrata).


C. Perbedaan Sistem Peredaran Darah Terbuka dengan Sistem Peredaran Darah Tertutup
Sistem sirkulasi darah pada hewan ada yang terbuka dan tertutup, berikut penjelasnnya:
1. Sistem Sirkulasi Terbuka
Bekerja dengan tekanan rendah pada setiap kontraksi jantung, dan volume darah yang dikeluarkan hanya sedikit, terdorong rendah dan mengalir dengan lambat yang mengakibatkan sari makanan yang dilepaskan sel terbatas sehingga aktivitas metabolisme terbatas.
Contohnya: Moluska dan Artropoda
Susunan pembuluh pada arthropoda contohnya insekta, salah satu jenis hewan yang mempunyai sistem sirkulasi terbuka. Arthropoda memiliki jantung berbentuk pipa yang terletak di bagian dorsal tubuh, dan diliengkapi dengan sejumlah lubang beserta klep. Lubang yang dinamakan ostia tersebut member peluang kepada darah untuk masuk kembali ke jantung. Relaksasi otot jantung menyebabkan adanya tekanan negative dalam rongga jantung sehingga menimbulkan kekuatan untuk mengisap darah secara aktif. Pembuluh darah dorsal bagian depan disebut aorta. Dinding aorta bersifat kontraktil dan dapat menimbulkan gelombang peristaltik untuk mendorong darah ke arah depan ( ke kepala ). Pembuluh ini merupakan cabang pembuluh darah utama, yang berlanjut sampai kepala dan berakhir di bagian tersebut. Percabangan pembuluh aorta membawa pasokan darah untuk sebagian besar tubuh. Namun, pembuluh pada sistem sirkulasi terbuka idak dilengkapi dengan pembuluh darah perifer (kapiler) sehingga pada tingkat jaringan, darah akan keluar dari pembuluh dan selanjutnya mengalir bebas di antara sel jaringan. Pada tahap selanjutnya, darah atau cairan tubuh tersaring dan secara perlahan-lahan kembali ke jantung melaui ostia yang banyak terdapat di bagian tersebut. Sebagai akibat dari tidak adanya pembuluh kapiler, sistem sirkulasi terbuka bekerja dengan tekanan rendah. Dengan demikian, pada setiap kontraksi jantung, volume darah yang dapat dikeluarkan dari jantung ke rongga tubuh hanya sedikit. Selain itu, tekanan yang ditimbulkan oleh jantung untuk mendorong darah juga rendah sehingga darah mengalir lambat. Hal ini menyebabkan jumlah sari makanan yang dilepaskan ke sel tubuh terbatas, dan akibatnya aktivitas metbolisme dalam tubuh pun terbatas. Kelemahan lain dari sistem sirkulasi terbuka ialah hewan tidak dapat mengatur aliran darah secara tepat ke berbagai organ yang berbeda.
2. Sistem Sirkulasi Tertutup
Bekerja dengan melakukan gerakan memompa secara terus menerus, dan tekanannya dipertahankan tetap tinggi mengakibatkan darah yang keluar dari pembuluh akan segera masuk kembali ke jantung dengan cepat.
Dalam sistem darah tertutup umumnya darah mengalir dari jantung ke pembuluh kapiler dan kembali ke jantung.
Contohnya : Annelida, Moluska jenis Cephalopoda (oktofus dan cumi-cumi) dan Vertebrata
Sistem sirkulasi tertutup memiliki beberapa kelebihan apabila dibandingkan dengan sistem sirkulasi terbuka. Pada sistem sirkulasi darah tertutup, darah beredar dalam sistem pembuluh yang kontinu, didorong oleh kekuatan dari hasil kerja jantung. Sebagai motor penggerak, jantung bekerja dengan melakukan gerakan memompa secara terus menerus sehingga tekanan dalam pembuluh dapat dipertahankan tetap tinggi. Hasilnya, darah yang keluar dari pembuluh akan segera masuk kembali ke jantung dengan cepat. Selain itu, pada hewan yang memiliki sistem, darah akan mengalir dalam pembuluh secara langsung ke setiap sel tubuh. Hal ini menjamin adanya pasokan sari makanan dan oksigen dalam jumlah memadai ke tiap sel agar proses metabolisme dapat terselenggara dengan baik. Apabila ada peningkatan aktivitas metabolisme (misalnya saat melakukan latihan fisik), vertebrata dapat meningkatkan jumlah pasokan darah ke organ yang aktif (misalnya otot) dan mengurangi penyebaran darah ke daerah yang kurang/ tidak aktif (misalnya organ gasroinointestinal). Organ sirkulatori pada hewan yang memiliki sistem terdiri atas jantung dan pembuluh darah, mulai dari pembuluh ateri, vena, arteriol, venula, hingga jaringan kapiler.


D. Sistem Sirkulasi Darah pada Hewan Tingkat Rendah
Sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah pada organisasi tingkat rendah umunya belum memiliki sistem sirkulasi secara khusus. Contoh hewan tingkat rendah (invertebrate), antara lain protozoa, cacing tanah, dan serangga. Hewan ini mempunyai system sirkulasi darah yang berbeda.
1. Sistem sirkulasi darah pada protozoa
Hewan bersel satu atau protozoa tidak memiliki system sirkulasi darah karena tubuhnya hanya terdiri atas satu sel. Sari-sari makanan yang telah dicerna di dalam vakuola diserap oleh protoplasma di sekelilingnya. Oksigen diserap secara difusi, dan CO2 dikeluarkan juga secara difusi. Contoh dari protozoa adalah amoeba dan paramaecium. System sirkulasi pada paramecium lebih sempurna daripada amoeba.
Pada paramaecium, makanan yang berupa materi halus diserap melalui permukaan tubuhnya. Namun materi makanan yang besar akan masuk sitostoma (mulut sel). Makanan yang berbentuk cair akan diedarkan oleh vakuola kontraktil, sedangkan zan makanan yang berbentuk padat akan dicerna dan diedarkan oleh vacuola makanan. Penyebaranya ke dalam endoplasma terjadi secara osmosis.
2. Sistem sirkulasi pada darah cacing tanah
Sistem sirkulasi pada cacing tanah terdiri atas lengkung aorta, pembuluh darah punggung, dan pembuluh darah perut. Lengkung aorta berjumlah lima dan berfungsi sebagai jantung. Darah dalam cacing beredar di dalam pemmbuluh sehingga termasuk peredaran darah tertutup

Darah yang terdapat pada pembuluh kapiler akan mengikat oksigen. Pembuluh tersebut banyak terdapat pada kulit. Darah yang telah mengikat oksigen ini akan mengalir ke pembuluh punggung kemudian bergerak menuju lengkung aorta.


3. Sistem sirkulasi darah pada serangga
Sistem transportasi pada serangga contohnya pada belalang. Belalang mempunyai sistem peredaran terbuka karena darah tidak selalu berada dalam pembuluh darah. Alat transportasinya berupa pembuluh yang dapat berdenyut sehingga menyerupai jantung. Oleh karena itu, pembuluhnya disebut jantung pembuluh.
Peredaran darah pada belalang berlangsung sebagai berikut:
Darah dipompa oleh jantung pembuluh ke bagian depan tubuh melalui aorta dorsal. Selanjutnya darah beredar ke seluruh tubuh ke ruang antar organ tanpa melalui pembuluh darah.

Darah serangga tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak berwarna merah. Darah serangga disebut hemolimfa. Darah ini mengadung sel darah yang tidak berwarna yang berfungsi untuk melenyapkan organisme asing. Karena tidak mengandung Hb, darah serangga berfungsi untuk mengangkut zat makanan, tidak untuk mengangkut oksigen ataupun gas CO2. Gas- gas tersebut disalurkan melalui system trakea.
4. Sistem sirkulasi darah pada hewan invertebrata lainnya
Hewan invertebrate lainnya seperti porifera dan coelenterata, belum memiliki organ tubuh. System transportasinya juga belum ada. Oleh karena itu zat makanan dan oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke sel, dan dari sel ke sel lainnya. Begitu juga sebaliknya untuk pengeluaran zat-zat sisa.
Hewan invertebrate seperti echinodermata, memilki system sirkulasi radial yang bentuknya mengecil. Pengangkutan zat dibantu dengan system sirkulasi air yang disebut system air ambulakral
System sirkulasi pada mollusca terdiri atas jantung dengan satu atau dua ruang jantung, aorta dan pembuluh lainnya.

E. Sistem Transportasi pada Hewan Tingkat Tinggi
Hewan yang berukuran lebih besar dan lebih banyak beraktivitas memerlukan laju metabolism sel yang lebih tinggi. Metabolisme yang tinggi akan terjadi apabila pemasokan sari makanan dan oksigen berlangsung secara konstan, serta tersedia sistem kapiler yang bertanggung jawab atas pertukaran gas dan pembuangan zat sisa secara cepat.
Sistem sirkulasi pada hewan tingkat tinggi terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan pembuluh limfa. System peredaran darah semua vertebrata merupakan system peredaran darah tertutup dan ganda, kecuali pada ikan. Sistem peredaran darah pada ikan termasuk sistem peredaran darah tertutup dan tunggal.
Struktur darah (susunan darah) pada vertebrata juga sama, yaitu terdiri atas plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
1. Sistem Transportasi pada Ikan
Ikan mempunyai sistem transportasi tunggal dan tertutup, karena dalam satu kali beredar, darah ikan hanya melalui jantung satu kali dan selalu berada dalam pembuluh darah. Darah pada ikan berfungsi mengangkut sari-sari makanan, oksigen dan karbondioksida.


Jantung ikan terdiri atas dua ruang, yaitu satu serambi (atrium) dan satu bilik (ventrikel). Di dekat serambi terdapat kantung yang disebut sinus venosus.
Peredaran darah pada ikan berlangsung sebagai berikut. Darah mengalir ke seluruh tubuh melalui vena kemudian masuk ke serambi jantung. Darah ini mengandung banyak karbon dioksida. Selanjutnya darah masuk bilik, kemudian dipompa menuju insang melalui pembuluh nadi ventral. Di dalam insang terjadi pelepasan CO2 dan pengikatan O2. Selanjutnya darah dari insang yang mengandung oksigen diedarkan ke selluruh tubuh melalui pembuluh darah dorsal.
2. Sistem Transportasi pada Amphibian
Hewan golongan Amphibia contohnya katak. Sistem sirkulasi pada katak tersusun dari jantung dan pembuluh darah. Jantung katak terdiri atas tiga ruang, yaitu serambi kiri, serambi kanan, dan satu bilik. Sistem peredaran darah pada katak tertutup dan rangkap (ganda).
Peredaran darah katak sebagai berikut.
a. Darah campuran (bersih dan kotor) dipompa dari bilik jantung ke paru-paru dan kulit. Di tempat ini darah mengikat oksigen. Selanjutnya, darah ke serambi kiri dan ke bilik lagi.
b. Daerah campuran dipompa dari bilik jantung ke seluruh tubuh ( kepala, hati, usus, dinding tubuh, dan ginjal) melalui arteri. Di dalam organ-organ tersebut, darah melepaskan oksigen dan mengikat karbon dioksida.
c. Darah yang mengandung CO2 mengalir melalui pembuluh vena (balik) menuju serambi kanan kemudian ke bilik, dan tercampur lagi dengan darah bersih. Demikian seterusnya berulang-ulang.

3. Sistem transportasi pada reptilia
Contoh hewan reptilia adalah kadal. Sistem transportasi pada kadal terdiri atas jantung dan pembuluh darah.
Reptilian mempunyai jantung yang terdiri atas empat ruang, yaitu dua serambi dan dua bilik. Sekat biliknya tidak sempurna (kecuali buaya) sehingga darah dari bilik kiri dan bilik kanan dapat bercampur. Sistem peredaran darah reptilian tertutup dan rangkap (ganda).


Kadal memiliki dua aorta, yaitu aorta kanan yang mengalirkan darah menuju kepala dan aorta kiri yang mengalirkan darah menuju organ-organ tubuh bagian belakang.
4. Sistem Transportasi pada Burung
Sistem sirkulasi burung sama dengan mamalia dan manusia. Burung mempunyai jantung yang terdiri atas empat ruang, yaitu dua serambi dan dua bilik. Sekat biliknya sempurna sehingga darah bersih dan darah kotor tidak bercampur. Sistem peredaran darah burung tertutup dan rangkap (ganda).

Sistem peredaran darah burung: (a) peredaran darah kecil dan (b) peredaran darah besar.

Peredaran darah burung adalah darah dari paru-paru mengangkut oksigen masuk ke serambi kiri, kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri, darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta. Di sel-sel tubuh, darah melepaskan O2 dan mengikat CO2. Darah yang mengandung banyak CO2 ini masuk ke serambi kanan melalui pembuluh balik. Selanjutnya darah masuk bilik kanan, kemudian dipompa masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru, darah melepaskan CO2 dan mengikat O2.
5. System predaran darah Mamalia
Sistem peredaran darah pada mamalia tidak jauh beda dengan sistem peredaran darah pada manusia yaitu terdiri atas darah, alat-alat peredaran darah dan peredaran getah bening. Mengenai darah telah dijelaskan sebelumnya yang selanjutnya akan dibahas tentang alat-alat peredaran darah, untuk mengedarkan sari makanan dan oksigen diperlukan alat-alat peredaran darah berupa jantung dan pembulh darah.
a. Jantung
Jantung mamalia terletak di daerah rongga dada bagian kiri tepatnya di antara kedua paru-paru, dibungkus oleh selaput tipis yang dinamakan pericardium. Jantung tersebut memiliki 4 rongga terdiri atas dua ruang serambi ynag berdinding lebih tipis dan dua ruang bilik yang berdidinding lebih tebal. Serambi dan bilik berkontraksi secara bergantian. Pada saat serambi berkontraksi (fase sistol), Jalan masuk darah dari vena ke serambi tertutup oleh kontaraksi otot-otot disekitarnya dan tekanan didalamnya meningkat sehingga darah akan terdorong menuju bilik yang pada saat itu sedang berelaksasi. Dalam peristiwa tersebut, darah akan melewati kleb atriventricularis, yaitu dua unit kleb yang membatasi rongga serambi dan bilik.kedu kleb tersebut adalah kleb bikuspidalis dan trikuspidalis. kleb bikuspidalis menjadi pembatas antara rongga serambi dan bilik jantung sebelah kanan sedangkan trikuspidalis menjadi pembatas antara rongga serambi dan bilik jantung sebelah kiri. Pada saat bilik berkontraksi,serambi mengalami relaksasi sehingga jalan masuk darah dari vena (yang semula tertutup ) akan terbuka. Hal ini akan menyebabkan penurunan tekanan dalam serambi sehingga didarah tertarik masuk ke dalam serambi jantung.
Satu siklus jantung menghasilkan sekali denyutan jantung. Jantung manusia berdenyut kira-kira 70 kali per menit, tetapi pada saat aktif melakukan kegiatan,denyut jantung dapat meningkat hingga lebih dari dua kalinya. Ritme jantung dikendalikan oleh system saraf. Kecepatan denyut jantung dikendalikan oleh system syaraf simpatis dan parasimpatis(saraf vagus). Saraf simpatis bekerja untuk mempercepat denyut jantung, sedangkan saraf vagus bekerja untuk memperlambatnya.

b. Pembuluh darah
Pembuluh darah adalah saluran khusus untuk mengalirkan darah. Darah adalah cairan dalam pembuluh darah,yang beredar ke seluruh tubuh mulai dari jantung dan segera kembali ke jantung. Darah vertebrata mengalir dalam pembuluh yang elastis (arteri,kapiler dan vena ) dan akan kembali ke jantung tanpa meniggalkan system pembuluh. Jadi darah tetap berada pada saluran yang terttup.sistem sirkulasi yang demikian dinamakan system sirkulasi tertutup.
Arteri adalah pembuluh yang berfungsi untuk mengangkut darah yang keluar dari jantung. Darah dalam arteri mengeluarkan tekanan yang cukup besar terhadap dinding pembuluh.untuk menahan tahanan tersebut,arteri harus mempunyai dinding yang tebal dan kuat. Tekanan darah berasal dari kekuatan yang dihasikan oleh jantung ketika berkontraksi sehingga keberadaan serabut elastic pada dinding arteri sangat penting untuk memastikan aliran darah yang konstan ke kapiler.
Pelepasan darah dari jantung tidak terjadi secara continue tetapi berselang seling seirama dengan kontraksi jantung. Ketika jantung berkontraksi, darah terdorong keluar dari jantung dan masuk ke pembuluh. Segera sesudah darah masuk arteri besar, dinding arteri akan meregang dan menyimpan sejumlah besar energy yang berasal dari peregangan serabut alastis. Pada saat jantung berelaksasi, tidak ada darah yang masuk ke arteri besar sehingga pembuluh tersebbut kembali mengkerut ke ukuraan semula dan melepaskan sebagian energy yang tersimpan pada dindingnya.energi tersebut akan mendorong darah dalam pembukuh arteri besar sehingga mengalir lebih jauh ke seluruh system sirkulasi.
Arteriola adalah pembuluh arteri kecil yang dindingnya mengandung sejumlah besar otot polos yang proses kontraksinya tidak dikendalikan oleh pusat kesadaran.\
Kapiler adalah pembuluh darah terkecil dalam system sirkulasi yang merupakan tempat terjadinya pertukaran gas serta berbagia zat lainnya antara pembuluh darah dan jaringan.
Venula dan vena merupakan pembuluh darah yang berfungsi untuk membawa darah dari jaringan kembali ke jantung. Venula adalah pembuluh vena yang paling kecil dan berhubungan langsung dengan kapiler. Vena dilengkapi dengan klep yang berguna untuk mencegah aliran darah kembali ke arah jaringan dan menjamin kelancaran aaliran darah menuju jantung yang dibantu juga oleh kontraksi otot pada dinding pembuluh vena serta kontraksi otot lurik di sekitar pembuluh tersebut.
6. Sirkulasi darah tertutup dan ganda pada mamalia
Sirkulasi darah pada hewan mamalia merupakan sirkulasi darah tertutup dan ganda. Dikatakan sistem sirkulasi tertutup karena peredaran darah berlangsung di dalam pembuluh, sedangkan dikatakan ganda sebab dalam peredarannya, darah mengalir ke organ jantung sebanyak dua kali.

pulmonalis dan (b) sistem peredaran darah sistemik


Sistem sirkulasi darah ganda pada mamalia meliputi peredaran darah besar dan peredaran darah kecil.
a. Peredaran darah besar
Pada peredaran darah besar, darah meninggalkan ventrikel kiri jantung melalui aorta, yaitu arteri terbesar dalam tubuh. Aorta ini bercabang menjadi arteri lebih kecil yang mengantarkan darah ke berbagai bagian tubuh. Arteri-arteri ini bercabang dan beranting lebih kecil lagi hingga sampai ke arteriola. Arteri ini mempunyai dinding yang sangat berotot yang menyempitkan salurannya dan menahan aliran darah dengan jalan mengubag-ubah ukuran saluran dan mengatur aliran darah dalam kapiler. Didnding kapiler sangat tipis sehingga dapat berlangsung pertukaran zat antara plasma dan jaringan interstisiiil. Kemudian kapiler- kapiler ini bergabung dan membentuk pembuluh lebih besar yang disebut venula, yang kemudian juga bersatu menjadi vena, untuk mengantarkan darah kembali ke jantung. Semua vena bersatu dan bersatu lagi sehingga terbentuk dua batang vena, yaitu vena kava inferior yang mengumpulkan darah dari badan dan anggota gerak bawah, dan vena kava superior yang mengumpulkan darah dari kepala dan anggota gerak atas. Kedua pembuluh darah ini menuangkan isisnya ke dalam jantung melalui atrium kanan jantung.
b. Peredaran darah kecil
Darah dari vena tadi kemudian masuk ke dalam ventrikel kanan yang berkontraksi dan memompanya ke dalam arteri pulmonalis. Arteri ini becabang dua untuk mengantarkan darahnya menukju paru-paru kanan dan kiri. Darah tidak sukar memasuki pembuluh-pembuluh darah yang mengaliri paru-paru. Di dalam paru-paru setiap arteri membelah menjadi arteriola dan akhinya menjadi kapiler pulmonal yang mengitari alveoli di dalam jaringan paru-paru untuk memungut oksigen dan melepaskan karbon dioksida.
Kemudian kapiler pulmonal bergabung menjadi vena dan darah dikembalikan ke dalam jantung oleh empat vena pulmonalis. Selanjutnya darah dituangkan ke dalam atrium kiri. Darh ini kemudian mengalir masuk ke dalam ventrikel kiri. Ventrikel ini berkontraksi dan darah dipompa masuk ke dalam aorta. Maka kini mulai lagi peredaran darah besar.

F. Pertukaran zat di jaringan
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa besarnya tekanan systole dan diastole pada manusia adalah 120/80 mm Hg. Hal ini berarti bahwa darah yang dipompa oleh jantung membrikan tekanan sebesar 120 mm Hg. Dari aorta, darah mengalir terus ke cabang-cabang arteri, dan akhirnya sampai di pembuluh kapiler. Semakin jauh dari jantung, tekanan darah dalam pembuluh pun semakin menurun. Di pembuluh kapiler, darah hanya memberikan tekanan hidrostatik sebesar kira-kira 40 mm Hg.

Sementara itu, tekanan dalam cairan atau ruang ekstrasel hanya 25 mm Hg ( sama di semua bagian tubuh). Perbedaan tekanan yang timbul antara bagian dalam n luar pembuluh kapiler menyebabkan terjadinya perpindahan sejumlah air dan partikel- partikel kecil terlarut dari dalam pembuluh kapiler e cairan jaringan.
Tekanan hidrostatik dalam pembuluh kapiler yang berdekatan/ berhubungan dengan pembuluh vena atau venula turun hingga 15 mm Hg. Karena tekanan hidrostatik di bagian ini lebih rendah daripada tekanan osmotic dalam cairan jaringan, sejumlah air dan partikel kecil pada cairn jaringan akan masuk kembali ke pembuluh kapiler.
Sekalipun demikian, jumlah total air dan partikel yang keluar dari pembuluh kapiler selalu lebih besar daripada jumlah yang dapat masuk kembali ke kapiler. Untuk menjaga kondisi homeostasis, kelebihan air dan partikel zat yang masih tertinggal dalam cairan jaringan harus dikembalikan ke dalam kapiler darah.
Pengembalian kelebihan air dan zat terlarut tersebut dilaksanakan oleh pembuluh limfe kecil yang sangat permeable, yang akan meneruskannya ke pembuluh limfe yang lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena setiap unit pembuluh limfe yang lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena setiap unit pembuluh limfe kecil akan bergabung akan bergabung untuk membentuk pembuluh yang lebih besar. Pembuluh limfe yang paling besar akan berhubungan dengan pembuluh darah, yakni pad pembuluh vena subklavia. Oleh karena itu, cairan yang masuk ke pembuluh limfe kecil nantinya akan masuk ke pembuluh darah juga. Aliran cairan dalam sistempembuluh limfe dipertahankanoleh sejumlah klep dan aktivitas otot di sekitar pembuluh, seperti yang terjadi pada pembuluh vena. 
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan dalam tubuh hewan dibedakan menjadi cairan intrasel dan ekstrasel. Cairan intrasel yaitu sitoplasma, sedangkan cairan ekstrasel meliputi cairan jaringan, limfe, darah dan hemolimfe. Darah terdiri atas plasma dan sel darah ( eritrosit, leukosit dan trombosit), yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.
Hewan yang berukuran lebih besar dan lebih banyak beraktivitas memerlukan laju metabolism sel yang lebih tinggi. Metabolisme yang tinggi akan terjadi apabila pemasokan sari makanan dan oksigen berlangsung secara konstan, serta tersedia sistem kapiler yang bertanggung jawab atas pertukaran gas dan pembuangan zat sisa secara cepat.
Komponen penyusun sistem sirkulasi yaitu jantung, pembuluh darah, dan cairan tubuh. Jantung dan pembuluh darah merupakan komponen yang sangat penting untuk menjamin kelancaran aliran darah ke berbagai jaringan. Jantung berperan sebagai pemompa cairan yang bersirkulasi, sedangkan pembuluh darah berfungsi sebagai jalan aliran darah.





B. Saran
Makalah yang kami buat belum sempurna sesuai yang diharapkan. Masih terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan. Karena, kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari khilaf / kesalahan, kelebihan itu hanya milik Allah SWT semata. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca demi perbaikan di masa mendatang

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009. Sistem Sirkulasi pada Manusia, http:// massofa.wordpress.com Diakses 26 Desember 2011
Anonymous, 2007. TEORI RINGKAS BIOLOGI. LP3T Technos: malang
Isnaeni, wiwi. 2006. FISIOLOGI HEWAN. Yogyakarta: Kanisius
Soewolo, dkk. 1999. FISIOLOGI HEWAN. Um press: Malang
Sumarjito, 2006. PANDUAN BELAJAR BIOLOGI. Primagama: yogyakarta
Widodo,nur.2002. Fisiologi Hewan.umm press:malang
http://samadaranta.wordpress.com/2010/12/14/fisiologi-sirkulasi/

.
Continue Reading
Powered by Blogger.

Entri Populer

Negara PengunjuNg

free counters
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Rizal Suhardi Eksakta * - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger